Bagi seorang laki-laki, merupakan sebuah kebanggaan apabila bisa mendapatkan perempuan yang masih perawan. Keperawanan itu-oleh para laki-laki-ditandai dengan adanya percikan darah pada malam pertama. Apabila ada maka ia bangga, tapi kalau tidak ada ia akan sangat kecewa. Benarkah keperawanan seorang perempuan dapat dinilai dari robek atau tidaknya selaput dara? Suka atau tidak itulah yang terjadi pada masyarakat kita. Secara kultural seorang perempuan menanggung beban psikologis yang berat karena mitos selaput dara. Banyak perempuan yang kehidupan perkawinannya hancur hanya karena tidak ada darah di ranjang pengantinnya. Bahkan pada suku bangsa tertentu, ada prosesi ritual yang dilakukan untuk membuktikan apakah seorang perempuan masih perawan atau tidak, yaitu pengantin laki-laki akan melemparkan celana dalam yang bernodakan darah kepada keluarga yang menanti di luar kamar selama malam pertama. Bila ada noda darah maka mereka bersorak sorai karena bangga bahwa anak/menantu perempuannya masih perawan. Karena itulah, perempuan harus lebih tahu tentang selaput dara daripada laki-laki. Pada rubrik kesehatan kali ini, Anggun akan membahas tentang fakta seputar selaput dara dengan menghadirkan DR.dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG sebagai narasumber.
Apa itu Selaput Dara?
Selaput Dara atau Hymen adalah jaringan yang ada dibagian lubang ke arah luar dari vagina. Bentuknya berupa jaringan lunak yang ada di tepi dari bagian luar vagina. Dengan kata lain, bentuknya seperti renda yang melingkari lubang bagian luar vagina. Bentuknya bisa berbeda-beda ada yang bulat, bulan sabit, dan yang memiliki pemisah (septum). Begitu juga dengan elastisitasnya, berbeda pada setiap perempuan. Perbedaan bentuk dan elastisitas itu tidak dapat dijelaskan secara medis, semua itu adalah kekuasaan Allah. Fungsi dari selaput dara sampai saat ini belum dapat diketahui secara pasti. Perlu diketahui juga, tidak semua perempuan memiliki selaput dara. Bahkan ada perempuan yang lahir tanpa vagina, kelainan itu disebut aplasia/displasia dari jaringan interna.
Apa yang bisa membuatnya robek?
Selaput dara bisa robek kalau ada suatu benda yang masuk tegak lurus ke dalam vagina yang berukuran lebih besar dari diameter selaput dara yang telah mengembang sesuai dengan elastisitas maksimalnya. Benda itu bisa apa saja, bisa penis-yang masuk pada saat melakukan hubungan seks-, bisa juga benda lain yang dimasukan secara sengaja atau tidak sengaja seperti jari, kayu, atau sex toys. Selaput dara sangat mungkin robek tanpa melalui hubungan seks, selaput dara bisa terkoyak pada saat masturbasi atau oral seks. Selaput dara juga bisa robek kalau ada pemeriksaan yang dilakukan pada vagina. Oleh karena itu, pemeriksaan dengan memasukkan alat ke dalam vagina tidak diperbolehkan bagi perempuan yang belum pernah melakukan hubungan seks. Proses persalinan normal pun bisa membuat selaput dara robek bahkan hilang.
Menurut dokter yang akrab disapa dr. Ovy ini, aktifitas olahraga seperti senam atau olahraga bela diri yang banyak disebut-sebut sebagai penyebab robeknya selaput dara, tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Karena, selaput dara letaknya cukup aman dilindungi bibir kelamin. Jadi kalau bibir kelamin tidak terbuka dan tidak ada benda yang masuk ke dalam vagina, selaput dara hampir tidak mungkin robek.
Bentuknya yang melingkari lubang vagina, membuat selaput dara bisa robek lebih dari satu kali dibeberapa tempat dan waktu yang berbeda. Misalnya robek di sisi ini pada jam 12, dan robek pada sisi yang lain pada jam yang berbeda.
Elastisitas selaput dara yang berbeda pada setiap perempuan adalah bawaan, tidak bisa dilatih atau ‘diakali’ agar tidak robek atau cepat robek. Bagaimana caranya untuk mengetahui selaput dara kita sudah robek atau belum? Bila Anda sudah pernah melakukan hubungan seks, tentu tidak sulit untuk menjawabnya. Tapi bagaimana kalau belum pernah? Robeknya selaput dara bisa ditandai dengan keluarnya darah atau bisa juga dilakukan pemeriksaan oleh dokter.
Apakah harus ada darah?
Tidak semua selaput dara yang robek mengeluarkan darah, ada juga yang tidak. Bila robekan tersebut tidak mengenai pembuluh darah, maka tidak ada darah yang keluar. Tingkat kekenyalan yang berbeda pada setiap perempuan menyebabkan tidak semua perempuan mengeluarkan darah pada saat pertama kali melakukan hubungan seks. Selain itu ada kemungkinan lain, selaput dara sudah robek tapi darah yang dikeluarkan tidak banyak jadi tidak terlihat oleh mata.
Ada juga yang berpendapat bahwa keluar atau tidaknya darah pada saat melakukan hubungan seksual karena pengaruh psikis si perempuan. Darah tidak akan keluar apabila perempuan merasa terangsang, sudah siap melakukan hubungan seksual tanpa ada hambatan psikis apapun, atau tidak terpaksa. Oleh karena itulah setiap perempuan yang diperkosa pasti berdarah.
Bagaimana caranya membedakan antara darah yang keluar dari vagina karena robeknya selaput dara, haid, dan infeksi pada saluran reproduksi? Dr. Ovy mengatakan, bahwa semua itu sulit untuk dibedakan kecuali dengan pemeriksaan dokter.
Bisakah terkena penyakit?
Seperti bagian tubuh manusia yang lain, selaput dara bisa terserang penyakit infeksi seperti yang terjadi pada daerah vagina.
Apakah bisa dibuat utuh kembali?
Seiring dengan makin canggihnya ilmu kedokteran yang ada di Indonesia. Banyak oknum yang menyatakan bisa mengembalikan selaput dara yang robek agar utuh kembali dengan jalan operasi. Iming-iming dapat menjadikan seorang perempuan bak ‘perawan suci’ dilancarkan sebagai promosi. Dan ternyata langkah ini banyak ditempuh oleh perempuan-perempuan yang ingin dianggap masih ‘suci’ bila ia menikah kelak. Benarkah operasi selaput dara bisa mengembalikan selaput dara seperti sedia kala? “Tidak bisa,” itu jawaban yang keluar dari dokter yang sekarang menjadi staff pengajar Departemen Obstetrie Ginekologi FKUI/RSCM ini. Menurut dr.Ovy, operasi selaput dara hanya bisa menyambung bagian yang robek dan tentu saja tidak sama dengan sebelumnya. Apalagi kalau selaput dara itu hilang pasca proses persalinan normal, tidak mungkin selaput dara ditransplantasi untuk membuatnya utuh kembali. Operasi itu juga dikatakan bisa membuat darah keluar lagi pada saat berhubungan seks, padahal belum pasti. Kalau yang belum pernah melakukan seks saja belum tentu keluar darah apalagi yang sudah pernah.
Bisakah laki-laki merasakannya?
Banyak laki-laki yang mengaku bisa membedakan mana perempuan yang masih perawan atau tidak. Dengan dalih darah dan sensasi yang dirasakannya pada malam pertama, laki-laki sudah merasa bisa menentukan apakah istrinya masih utuh selaput daranya atau tidak. Benarkah? Menurut dr. Ovy, laki-laki tidak bisa membedakan apakah perempuan yang ditiduri olehnya itu sudah robek atau belum selaput daranya. Karena selaput dara itu bentuknya melingkari bukan menutupi lubang bagian luar vagina. Jadi selaput dara hanya melingkari lubang vagina, bukan menutupi lubang seperti gendang. Vagina berlubang bukan karena penis melakukan penetrasi ke dalam vagina tapi karena awalnya vagina memang sudah berlubang. “Kalau tidak berlubang bagaimana darah menstruasi bisa keluar,” tutur dokter yang berpraktik di RSIA Permata Cibubur ini.
Hal ini sangat perlu diketahui oleh perempuan agar tidak dibohongi oleh laki-laki yang ingin lari dari tanggung jawab. Pasalnya banyak perempuan rela melakukan apapun untuk membuat selaput daranya utuh kembali. Mulai dari jamu-jamuan sampai operasi. Hal ini dilakukan semata-mata karena takut aib masa lalunya ‘dirasakan’ oleh suami pada prosesi malam pertama. Padahal robek atau tidaknya selaput dara karena hubungan seksual pra nikah hanya Allah dan perempuan itu sendiri yang tahu. Tuntutan dari calon suami dan keluarganya, juga menjadi faktor yang mempengaruhi seorang perempuan menempuh segala jalan agar bisa dianggap ‘perawan.
Nah, setelah tahu tentang selaput dara. Ada baiknya Anda lebih berhati-hati dalam memilih pasangan. Pilihlah laki-laki baik yang benar-benar menghormati dan menyayangi Anda. Bukan laki-laki yang hanya menuntut utuhnya selaput dara Anda. Sekali lagi perlu Anda pahami apa arti keperawanan sebenarnya. Karena perawan bukanlah istilah kedokteran, ini adalah masalah persepsi. Apakah arti keperawanan menurut Anda dan calon suami Anda? Apakah artinya selaput dara yang masih utuh atau belum pernah melakukan hubungan seksual?
Sebagai seorang muslimah yang sholehah, kita patut menjaga diri dari perbuatan zina dengan tidak melakukan seks pra-nikah. Tapi kalau selaput dara itu robek diluar kehendak kita-seperti diperkosa atau kecelakaan-apakah kita harus hidup dengan beban julukan: bukan perempuan ‘baik-baik’ atau bahkan perempuan tidak ‘suci’? (RF) sumber
0 komentar:
Posting Komentar