Bayar Rp 17,5 Juta Hanya Untuk Lihat Maria Ozawa 70 Menit - Penurunan uang masuk dari bisnis video porno di Jepang saat ini
terasa sekali karena begitu murah biaya sewa video atau DVD video
tersebut, bisa mencapai 200 yen seminggu atau sekitar Rp 23,38 ribu (
kurs Rp 116 per yen). Padahal di beberapa tahun lalu semurahnya bisa
mencapai 500 yen seminggu(Rp 58,4 ribu) .Karena itu ada upaya
meningkatkan penjualan dengan mengangkat kembali, para artis porno
terkenal di Jepang dengan berbagai cara.
Terkait dengan video atau DVD porno tersebut, penampilan di klub malam
juga menjadi sangat penting. Misalnya klub TA di Shibuya yang banyak
menampilkan artis porno terkenal, satu di antaranya adalah artis
campuran Jepang-Kanada, Maria Ozawa.
Menurut mingguan Playboy Jepang edisi 23 November lalu, Maria memang
sudah lama terdaftar di klub tersebut. Untuk mengangkat kembali
popularitas Maria, sekaligus menghidupkan kembali bisnis klub tersebut
dan dunia hiburan porno termasuk perederan video dan atau DVD porno di
Jepang, Maria dihadirkan kembali di sana.
Bulan lalu Maria muncul dan karcis masuk, hanya untuk melihat Maria
tampil saja, selama 70 menit, tidak boleh menyentuh, hanya melihat
tontonannya saja, per orang paling murah 150.000 yen atau sekitar Rp
17,5 juta, dan saat pembukaan pendaftaran, langsung 200 orang mendaftar
untuk hadir di sana.
Satu bukti artis-artis porno yang sudah punya nama memang masih populer
sampai saat ini di Jepang dan dipakai kembali untuk mendongkrak kembali
kepopuleran bisnis kaum dewasa ini di segala sektor.
Sebagai perbandingan, menonton tarian telanjang di kawasan Kabukicho
Tokyo saat ini selama kurang lebih satu jam hanya sekitar 6.000 yen (Rp
700 ribu) per orang.
Artis porno lain yang juga masih populer di Jepang. Nayuka Mine, juga
dipanggil kembali, diaktifkan kembali dan ternyata terbukti sama
tontonan penuh sekali dengan karcis per orang ratusan ribu yen.
Dengan memanggil balik para artis terkenal, dunia kaum hawa ini memang
kembali semarak. Lihat saja artis cantik yang punya payudara besar ini,
Hiyori Shiraishi, setelah enam tahun hilang dari masyarakat, ternyata
maju lagi ke pentas umum dan muncul di Bellagio yang ada di Minami Azabu
Tokyo belum lama ini. Tak salah lagi semua karcis terjual habis dan
video nya kini jadi incaran banyak penggemarnya di mana-mana.
Sumber Tribunnews.com di dunia hiburan malam mengungkapkan, “Tampaknya
Shiraishi muncul kembali setelah selama ini bekerja sebagai karyawan
kantor biasa, untuk alasan pribadinya. Dia tampil sebanyaknya dua kali
sebulan dan dengan tarif yang dia inginkan sendiri serta juga dengan
lelang, yang berani bayar paling mahal, dialah yang bisa hadir
melihatnya. Kalau sudah demikian bisa saja mencapai satu juta yen per
orang bagi yang gila suka sekali sama Shiraishi.”
Dengan kembalinya artis porno populer, seolah-olah pintu bagi artis
porno baru semakin tertutup untuk sementara, atau semakin sulit menjadi
artis porno untuk bisa menjadi populer.
Sementara baliknya artis porno Jepang menyemarakkan dunia hiburan malam
saat ini ada dua tujuan. Pertama selain untuk membangkitkan kembali
nilai komersial yang semakin jatuh, tampaknya di lain pihak bagi mereka
juga butuh banyak duit untuk kehidupan pribadinya karena perekonomian
Jepang sedang dalam kelesuan saat ini.
Setidaknya, para penyandang dana pemuja artis porno yang bersangkutan,
mungkin mulai seret ke luar uang bagi para artis porno tersebut.
Akibatnya sang artis mencari jalan sendiri untuk mendapat tambahan uang
masuk.
Keragaman klub malam juga penting. Msalnya klub DW di kawasan Roppongi
menampilkan artis baru Luna. Menurut manajernya, “Luna memang baru
memulai karirnya yang tampaknya bagus sehingga banyak yang percaya dia
bisa menjadi bintang yang populer dalam waktu dekat. Demikian pula artis
Nana Takeshita, yang juga bisa main segalanya, saya yakin akan semakin
populer.”
Dengan suasana resesi di Jepang saat ini, para artis banyak yang mulai
berpikir keras sendiri. Kalau bermain film porno saat ini paling
menerima sekitar 2-3 juta yen (Rp 233 juta – Rp 350 juta) . Lalu tak
dapat uang apa-apa lagi selanjutnya. Padahal di masa lalu bisa menerima
sedikitnya 4 juta yen(Rp 467 juta) . Tetapi kalau melakukan deri-heru
(wanita panggilan) sekali panggilan masih bisa dapat sedikitnya 500.000
yen (Rp 58 juta). Kalau sebulan 10 kali dapat panggilan sudah dapat 5
juta yen (Rp 584 juta) dan hal ini bisa terjadi berulang-ulang.
Pemunculan artis terkenal yang diumumkan di banyak tempat juga
mengandung banyak risiko balik (bumerang). Setelah banyak sekali yang
mem-booking, tetapi kemudian ada customer yang terpaksa ditolak karena
sudah penuh, maka akan membawa dampak kurang baik bagi dunia
malam.Pelanggan tersebut biasanya akan menjelekkan segalanya baik klub
maupun si artis.
Memang tidak mudah mengelola artis porno yang sudah populer. Tidak
sedikit laki-laki maniak di Jepang yang bersedia mengeluarkan jutaan yen
untuk sekedar bertemu sang artis. Kalau cuma satu dua orang tak
masalah, kalau sudah puluhan orang, pasti sang artis kewalahan dan pihak
pengusaha juga semakin pusing, walau pun menerima uang banyak sih. Nah
lo?
Biasanya di sinilah para yakuza mulai bermain agar tercipta win-win
solution, semua pihak sama-sama senang. Apalagi sang yakuza tentu juga
akan menerima komisi yang tidak kecil untuk seorang artis populer.
Lagi-lagi yakuza ikut campur. Wajarlah ini dunia gemerlap malam, di
situlah anggota geng sindikat tersebut selalu muncul.
sumber : http://www.lucgen.com/2013/09/bayar-rp-175-juta-hanya-untuk-lihat.html