Inilah Para Pemimpin Dunia Yang Diawetkan Setelah Meninggal Tak semua kepala negara begitu meninggal langsung dimakamkan. Beberapa jasad kepala negara malah diawetkan agar warga bisa memberikan penghormatan lebih lama. Siapa saja mereka?
Berikut 9 pemimpin dunia yang diawetkan setelah meninggal seperti dikutip dari CNN dan berbagai sumber.
1. Vladimir Lenin
Vladimir Ilyich Lenin adalah politikus dan pemimpin terkenal dari Uni Soviet pada 1917. Dia meninggal pada 1924. Lenin terserang stroke beberapa kali setelah ditembak musuh politiknya, Fanny Kaplan.
Sebelum meninggal Lenin sebenarnya berwasiat untuk dimakamkan di samping makam ibunya. Namun diktator Joseph Stalin tetap mengizinkan warganya untuk menziarahi jasad Lenin. Karena yang datang makin banyak, maka pemerintah Uni Soviet memutuskan untuk tidak mengubur dan mengawetkannya.
Kemudian jasad Lenin disemayamkan dalam peti kaca di Mausoleum Lenin, yang terletak di Lapangan Merah Moskow. Hingga kini, masih banyak orang mengunjungi jasad Lenin di Mausoleum itu.
Gereja Ortodoks Rusia sudah meminta Moskow untuk menguburkan jasad Lenin berdampingan dengan keluarganya melalui proposal yang dikirimkan. Namun hingga kini tak ada jawaban resmi dari Pemerintah Rusia.
2. Kim Il Sung
Bapak pendiri bangsa Korea Utara meninggal pada 8 Juli 1994 karena serangan jantung. Jasadnya kemudian dibalsem dan disemayamkan di peti kaca.
Jasad Kim Il Sung kemduian dibaringkan di Mausoleum Istana Kumsusan, Pyongyang yang diresmikan tepat setahun setelahnya.
3. Ho Chi Minh
Pemimpin dan pendiri negara Vietnam ini meninggal karena serangan jantung pada 2 September 1969 di Hanoi, tepat saat Dirgahayu Republik Demokrasi Vietnam ke-44. Pada saat itu masih Perang Vietnam. Jasad Paman Ho, demikian rakyat Vietnam akrab memanggilnya, dibalsem dan disemayamkan di Mausoleum Ho Chi Minh, di Lapangan Ba Dinh, Hanoi.
Kini Mausoleum Ho Chi Minh masih diziarahi baik oleh warga Vietnam dan turis dari mancanegara.
4. Mao Zedong
Pemimpin dan pendiri negara Republik Rakyat China (RRC) ini meninggal pada 9 September 1976. Jasadnya kemudian dibalsem dan ditempatkan di peti kaca di Mausoleum Mao Zedong, yang terletak di salah satu sisi Lapangan Tiananmen, Beijing, China
Padahal Mao pernah berwasiat bahwa dia ingin dikremasi dan menjadi salah satu dari pejabat tinggi China pertama yang meneken proposal bahwa 'Semua Pemimpin Pusat di China Dikremasi Setelah Mati' pada November 1956.
5. Ferdinand Marcos
Pemimpin diktator Filipina, Ferdinand Marcos, meninggal pada tahun 1989 di Honolulu, Hawai, AS karena penyakit ginjal, jantung dan paru-paru. Saat itu Marcos memang sedang dalam pelarian ke luar negeri.
Akhirnya Pemerintah Filipina mengizinkan jasadnya dibawa kembali ke negara itu pada 1993. Sang istri, Imelda Marcos memperjuangkan agar Pemerintah Filipina mengizinkan suaminya dimakamkan di taman makam kepresidenan. Namun tampaknya gagal.
Jasad Marcos kemudian diawetkan dan ditaruh di ruang bawah tanah yang didinginkan dalam mausoleum pribadi Byodo-In di Pulau Oahu, barat daya Filipina pada 1996 hingga kini.
6.Joseph Stalin
Penerus Vladimir Lenin, yakni Joseph Stalin meninggal karena stroke -yang belakangan diduga diracun dengan racun tikus warfarin oleh salah satu dari banyak lawan politiknyapada 5 Maret 1953 dan kemudian dibalsem pada 9 Maret 1953. Jasad diktator Soviet ini kemudian diawetkan dan ditaruh di sebelah Lenin di Mausoleum Lenin hingga 31 Oktober 1961.
Setelah itu Pemerintah Soviet memerintahkan jasad Stalin dipindahkan dari Mausoleum Lenin dan dikubur di Tembok Kremlin. Hal ini terjadi pada masa de-Stalinisasi oleh penerusnya saat itu Nikita Krushcev, masa di mana mengurangi dan menghilangkan pengaruh Stalin dari perpolitikan di Soviet.
Tak cuma memindahkan jasad Stalin untuk dikubur, sejumlah nama tempat dan nama jalan yang mengandung kata 'Stalin' pun diubah. Seperti, Stalingrad menjadi Volgograd, Stalinabad menjadi Dushanbe.
7.Kim Jong Il
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Il meninggal pada usia 82 karena serangan jantung pada akhir 2011. Pada Januari 2012, Korut mengumumkan jasad Kim Jong Il diawetkan dan disemayamkan dalam peti kaca di Mausoleum Istana Kumsusan, Pyongyang, di lantai di bawah Kim Il Sung, ayahnya.
8. Evita Peron
Pemimpin Spiritual Argentina ini meninggal dunia pada usia 33 tahun karena penyakit kanker pada 26 Juli 1952. Saat itu suaminya, Juan Peron masih berkuasa menjadi Presiden Argentina. Jasad Evita dibalsem dengan menggantikan gliserin sebagai darahnya dan menurut dokter yang membalsem, jasad Evita 'tak dikorupsi sama sekali'.
Jasad Evita kemudian dipamerkan dalam peti kaca di kantornya saat masih hidup selama 2 tahun. Monumen untuk persemayaman Evita sedang dibangun oleh Juan Peron. Sayang Peron dikudeta. Jasad Evita lantas raib secara misterius selama 16 tahun. Dari 1955-1971, pemerintah militer yang diktator melarang warga untuk menyimpan benda yang berhubungan dengan Evita dan Peron.
Hingga terungkap tahun 1971, pemerintah militer memindahkan jasad Evita di ruang bawah tanah di Milan, Italia dengan nama 'Maria Maggi'. Saat itu Juan Peron yang sedang dalam pengasingan di Spanyol akhirnya membawa jasad Evita dan disimpan di ruang makannya di Spanyol.
Peron kembali ke Argentina tahun 1973 dan menjadi Presiden kembali. Peron meninggal pada 1974 dan langsung digantikan istri ketiganya Isabel Peron, yang sebelumnya menjadi wakilnya. Akhirnya oleh Isabel, jasad Evita dan Peron dimakamkan di makam keluarga, Pemakaman La Recoleta.
9. Hugo Chavez
Presiden Venezuela Hugo Chavez meninggal pada 5 Maret 2013 setelah berjuang mengatasi penyakit kanker selama 2 tahun sebelumnya. Wakil Presiden Nicolas Maduro mengatakan bahwa jasad Chavez akan dibalsem dan dipamerkan di dalam gelas kaca dalam Museum Revolusi yang tak jauh dari Istana Kepresidenan Miraflores.
"Kami memutuskan untuk mengawetkan jasad 'Comandante President' agar selalu terbuka setiap waktu pada rakyatnya. Seperti Ho Chi Minh, seperti Lenin, seperti Mao Zedong," kata Maduro pada Kamis (8/3/2013) lalu.
Setelah diawetkan, jasad Chavez akan dimasukkan dalam peti kristal di Museum Revolusi.
Presiden Hugo Chavez sangat dicintai rakyatnya karena beliau berhasil menasionalisasi berbagai perusahaan asing di Venezuela, menggratiskan biaya pendidikan hingga perguruan tinggi, serta mengurangi angka kemiskinan hingga 75 % dengan berbagai kebijakan yang pro rakyat miskin. Kebijakan luar negeri juga tak luput dari perhatiannya, ia membagi-bagikan sumber daya minyak Venezuela kepada negara amerika latin untuk mengangkat perekonomian, Ia juga terkenal sebagai pribadi yang anti Amerika, bahkan Venezuela dimasa kepemimpinannya keluar dari keanggotaan IMF dan Bank Dunia yang notabene adalah produk Amerika.(Sumber)
0 komentar:
Posting Komentar