Semua yang diciptakan Tuhan di atas bumi ini berguna. Mungkin istilah tersebut tidak asing bila membaca kisah laki-laki asal India, Vijendra Shekhawat, yang berhasil menyulap kotoran gajah menjadi kertas daur ulang.
Masih melekat erat dalam ingatan Vijendra saat dia mendapatkan ide yang tidak biasa itu. "Saya masih teringat saat mengunjungi Amber Fort bersama Mahima Mehra, yang sekarang jadi partner bisnis saya. Dia memperingatkan saya untuk tidak menginjak kotoran gajah waktu itu," ujar dia seperti yang dikutip dari Business Today India.
Di daerah pariwisata Amber Fort yang dibangun oleh Raja Man Singh tahun 1596 lalu itu gajah bebas berkeliaran. Tak heran bila kotoran hewan yang menjadi atraksi utama daerah pariwisata tersebut menyebar di semua tempat.
Berbeda dengan orang yang cenderung jijik dengan kotoran gajah itu, Vijendra yang memang pengusaha UKM pembuat kertas itu malah melihat kesempatan di situ. Dia berpikiran, bagaimana jika kotoran gajah tersebut digunakan sebagai bahan mentah pembuatan kertasnya.
Beberapa orang berpendapat ide itu adalah hal yang gila. Namun, Vajendra yakin bahwa kotoran gajah mengandung serat.
"Struktur usus gajah tidak bisa mengolah serat dengan baik. Oleh karena itu, kotoran gajah berpotensi untuk mengandung bahan-bahan yang bisa menjadi bubur kertas untuk membuat kertas. Gajah juga hanya mencerna 40 persen dari apa yang dia makan," jelas dia.
Saat ini, Vajendra telah berhasil menjual kertas yang diberi merek Haathi Chhap itu di 40 gerai di India, bahkan ada juga yang diekspor. Bahkan, selama tahun 2011/2012, dia berhasil mengumpulkan pendapatan Rp 628 juta dari bisnis tersebut.
Produk-produknya antara lain adalah kartu, buku catatan, tas, album foto dan beberapa pernak pernik lain.
Namun, menjaga bisnis yang didirikan sejak tahun 2004 agar tetap jalan itu tidak mudah. "Semua orang mengkritik saya," ungkap dia. "Ibu saya berang dengan gagasan membawa kotoran gajah ke dalam rumah. Dia mengatakan tidak ada seorang wanita pun yang mau menikah dengan saya karena apa yang saya lakukan."
Dia mengaku kotoran gajah mempunyai hal yang tidak dimiliki oleh bahan-bahan lain seperti pelepah pisang dan bahan-bahan lain untuk menghias kertas.
Seiring dengan kepercayaan keluarganya kepada Hindu yang kuat, dia juga mendapat cercaan karena menggunakan barang yang kotor dan bergelut sehari-hari dengan barang tersebut.
"Tapi saya mengatakan, Ganesha yang merupakan salah satu tokoh dewa untuk orang Hindu, juga adalah gajah. Jadi tidak apa-apa," ungkap dia.
Mau tahu cara Vijendra mengolah kotoran gajah menjadi kertas? Ini dia caranya:
1. Kotoran gajah dikumpulkan dan dicuci di dalam sebuah tangki. Sementara air kotorannya digunakan untuk mengairi kebunnya.
2. Kotoran yang telah disaring direbus untuk membunuh bakter-bakteri yang ada di dalamnya. Selain itu, serat-serat yang tidak dibutuhkan juga dibuang. Sisanya dikeringkan dan diberi desinfektan dan dijadikan bubur kertas.
3. Bubur kertas itu ditekan dan dijadikan lembaran tipis setelah ditambah air untuk mendapatkan ketebalan yang pas. Setelah itu, dikeringkan dalam keadaan ruangan yang teduh.
4. Setelah itu, kertas diangin-anginkan dan dihaluskan, dipotong, dikemas dan dikirim ke negara atau daerah yang memesan. (Sumber)
0 komentar:
Posting Komentar