Selasa, 02 April 2013

Hidup Di Kolong Jembatan, Pria Ini Tetap Sukses Beristri Dua



Hidup Di Kolong Jembatan, Pria Ini Tetap Sukses Beristri Dua - Jakarta - Kehidupan boleh saja pas-pasan. Tinggal pun di kolong jembatan. Namun siapa sangka, Trisno punya istri dua dan anak-anak yang semakin besar.

Saat ditemui detikcom di kolong jembatan Latuharhari, Menteng, Jakarta Pusat, Trisno tampak santai dengan kaos putih dan celana panjang krem. Pria berkumis sesekali tersenyum saat ditanya soal awal mula kisah tinggal di kolong jembatan itu.

"Saya di sini sejak tahun 92. Saya ke sini dulunya bawa bajaj. Terus sering nongkrong di tenda tenda itu. Terus lihat-lihat ke bawah kok kayaknya asyik, saya turun. Akhirnya turun terus nggak naik-naik," ceritanya kepada detikcom, Minggu (31/3/2013), sambil tertawa.

Tempat tinggal Trisno terletak di sudut jembatan. Di depannya terletak beberapa peralatan masak lengkap. Di sudut kirinya ada tungku dengan kayu bakar.

Di dalam 'kamar' hanya ada sebuah lemari kecil ukuran 1m x 0,5 m yang diisi dengan baju-baju. Sebuah bantal kepala dan karpet juga terlihat sebagai pengalas. Kondisinya gelap tanpa penerangan.

"Ya begini ini kondisi kamarnya. Memang banyak nyamuk," terang Trisno.

Sehari-hari, Trisno bekerja sebagai sopir bajaj. Sore hari, dia juga memulung 'barang-barang' berharga yang hanyut di banjir kanal barat. Pendapatannya rata-rata Rp 25 ribu per hari.

"Ya, namanya pekerjaan pas-pasan. Uang juga nggak cukup. Jangankan buat ngontrak. Buat makan sama anak saja udah abis setengah. Jadi milih tinggal di sini," terangnya.

Soal keluarga, Trisno termasuk pria perkasa. Dia punya dua istri dan 10 anak. Istri pertama bekerja sebagai pembantu dan tinggal di Bogor, Jabar, bersama 8 anak mereka. Istri kedua bernama Tini, tinggal bersama Trisno di kolong jembatan. Dua anak dari Tini dan Trisno juga ikut tinggal di 'rumah' beratap beton itu.

"Anak saya lahir di sini. Di dukun dekat sini. Besar di sini. Sekarang tidurnya di luar," kenang Trisno.

Trisno kadang dirundung sedih bila hujan turun. Tak jarang, banjir juga kerap mengancam. Namun Trisno dan keluarganya tetap merasa betah di kolong jembatan.

"Ya, kalo betah ya betah juga. Namanya nggak ada pilihan. Pekerjaan juga itu-itu saja. Nggak dibawa susah sih. Kita juga nggak ada apa-apa ini," ungkapnya lagi sambil terkekeh.(mad/ndr) sumber

0 komentar:

Posting Komentar

Update Terbaru

Blogger Widget Get This Widget -

Semua Ada di Sekitar Kita