Tampilkan postingan dengan label Alkisah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Alkisah. Tampilkan semua postingan

Rabu, 03 April 2013

Inilah 4 Kisah Heroik dari Kolong Jembatan

|0 komentar



Inilah 4 Kisah Heroik dari Kolong Jembatan - Kolong jembatan adalah ruang sisa ekses dari pembangunan jembatan. Namun siapa sangka, dari sudut-sudut ruang sisa itu, terkadang malah dimanfaatkan oleh orang lain. Pemanfaatan yang tak pada tempatnya karena keterpaksaan. Namun ada beberapa kisah heroik yang timbul dari ruang sisa itu.

Sekolah Gratis Ibu Kembar

Adalah Sri Rossyati dan Sri Irianingsih, yang sering disapa Rosy dan Rian atau akrab dengan julukan Ibu Kembar, mendirikan sekolah di bawah kolong-kolong jembatan bagi anak-anak tak mampu. Sekolah Darurat Kartini namanya, tak memiliki tempat tetap dan terus berpindah dari satu kolong jembatan ke kolong jembatan lainnya.

Saat didirikan pada tahun 1990, Sekolah Darurat Kartini berlokasi di kolong jembatan Pluit. Karena penggusuran lalu pindah ke kolong jembatan Ancol, kemudian kolong jembatan Penjaringan, Kali Jodo, dan sekarang di pinggiran rel kereta Bandengan, yang ke semuanya berlokasi di Jakarta Utara.

Sekolah Darurat Kartini adalah sekolah yang tidak pernah memungut biaya sepeser pun kepada 621 muridnya sejak 1990. Sekolah ini sudah berdiri selama 22 tahun dan tercatat 6 kali berpindah tempat karena tergusur.

Karena menyalahi UU Nomor 23/2007 tentang Perkeretaapian, yakni bangunan dengan radius 6 meter dari bantaran rel akan ditertibkan jika tidak mempunyai izin, maka Sekolah Darurat Kartini direlokasi. Surat pemindahan lokasi tersebut diterima sejak 2 Juli dengan masa tenggat tanggal 9 September 2012 lalu.

Akhirnya, Sekolah Darurat Kartini mendapatkan donatur untuk membangun gedung sekolah dari Polda Metro Jaya dan PT Sriwijaya Air di Kawasan Pergudangan Jakarta, Kampung Bandan, Ancol. Pembangunan gedung baru diprakarsai oleh Polda Metro Jaya yang didanai oleh PT Sriwijaya Air sekitar Rp 500 juta. Direktur Utama PT Sriwijaya Air, Chandra Lie, mengaku menghormati pengabdian ibu guru kembar itu.

Anjing Selamatkan Bayi

Seekor anjing menyelamatkan seorang bayi di bawah jembatan di Winkongo, dekat Bolgatanga, ibukota Ghana. Sebenarnya, upaya pencarian dilakukan untuk mencari anjing itu, bukan sang bayi.

Saat itu, anjing itu dicemaskan pemiliknya karena tak kunjung pulang saat beranjak malam. Pencarian pun digelar malam itu juga melalui sawah dan hutan. Para pencari mendapati anjing itu di bawah jembatan, melingkarkan diri ke bayi yang baru lahir bertali pusat yang tampaknya dibuang orang tuanya.Demikian seperti dilansir dari Ghana News Agency, 9 Juni 2012 lalu.

Sekolah Gratis di India
Seperti halnya ibu kembar Rossy dan Rian dengan Sekolah Darurat Kartini-nya, di bawah kolong jembatan di Jakarta Utara, pria dari India ini, Rajesh Kumar Sharma (41) juga memiliki sekolah gratis di bawah jembatan di New Delhi India. Demikian seperti dilansir Huffington Post, 12 April 2012.

Sharma, merupakan penjaga toko, yang setiap harinya meluangkan waktu 2 jam untuk mengajar anak-anak di bawah kolong jembatan. Ada sekitar 30 anak-anak yang diajarnya di kelas bawah kolong jembatan itu, beralaskan tanah dan papan tulis yang ditempelkan di tembok fly over.

Dia melakukan ini karena dirinya sendiri pernah putus kuliah saat menginjak tahun ketiga karena kesulitan biaya. Sharma tak ingin pengalaman itu terulang pada anak-anak di bawah kolong jembatan ini. Karena itu dia membuka sekolah gratis yang diajarnya sesuai kurikulum di India.

Sharma bahkan harus membujuk orang tua para anak-anak itu yang rata-rata adalah buruh dan petani yang menginginkan anak-anaknya bekerja untuk menambah pendapatan keluarga.

Mak Tun Penjaga 14 Anjing

Sri Susanti (55) atau yang biasa dipanggil Mak Tun, hidup sebatang kara. Namun dia hidup dengan 14 anjingnya di bawah kolong jembatan kawasan Pusponjolo, Semarang, Jawa Tengah.

Kisah Mak Tun dan anjing berawal dari tahun 2010. Kala itu, dia kesepian karena tak punya saudara kandung atau kerabat. Lalu dia merawat dua anjing sebagai teman. Satu diberi nama Edo (jantan) dan Belang (betina). Semakin lama, anjingnya beranak pinak hingga total berjumlah 20 anjing. Tapi, tak semua bisa bertahan hidup. Hanya tersisa 14 anjing.

Sejak warungnya dirobohkan pada 2010 lalu, Mak Tun jadi tak memiliki penghasilan. Uang yang diperoleh dari memulung tak bisa untuk biaya makan anjing-anjingnya. Karena itu, dia perlu bantuan segera.

Per akhir Maret 2013, berkat bantuan donatur dan organisasi hewan penyayang binatang, Mak Tun dan belasan anjingnya meninggalkan tempat tinggal lamanya di bawah jembatan dekat sungai Banjir Kanal Barat Semarang. Saat ini Mak Tun tinggal yang lebih layak yaitu di sebuah bangunan yang dulunya digunakan untuk toko anjing. sumber

Selasa, 02 April 2013

KEJAM!! Bayi Kembar di Tenggelamkan Oleh Ibu kandung

|0 komentar


KEJAM!! Bayi Kembar di Tenggelamkan Oleh Ibu kandung - MANADO, Peristiwa kematian dua bayi kembar usia sekira 6 bulan Ralva dan Raldo Tumelap, di Kelurahan Winangun, Sabtu (8/12) jelang siang masih meninggalkan tanda tanya. Ibu dua bayi imut ini Nova Wurangian (43) belum banyak bicara. Matanya masih bengkak, pertanda kehilangan yang amat dalam atas dua dari bayi kembar tiga. ‘’Saya belum bisa menerima kehilangan dua anak saya,’’ kata Nova.

Kejadian langka yang menggegerkan warga Kelurahan Winangun, lorong yang dekat dengan SPBU Winangun diduga sengaja dibunuh. Dugaan sementara, pelaku adalah orang dekat si Ralva-Raldo yang tewas dalam posisi saling membelakangi di dalam loyang berisi air. ‘’Untuk sementara masih dicari motif peristiwa. Apakah ada hubungan dengan orang dekat atau bukan,’’ kata Kasat Reskrim Polresta Manado Kompol Nanang A Sik mewakili Kapolres Manado pekan lalu.

Pihak penyidik masih menduga-duga, karena tak ada satupun saksi mata yang melihat kondisi terakhir si kembar. Ibu korban adalah pihak yang dicurigai. Karena yang mengetahui posisi terakhir tiga kembar hanyalah Nova. ‘’Bisa jadi tidak ada orang lain di dalam rumah,’’ kata sejumlah tetangga.

Sebelumnya Nova, Sabtu (8/12) siang, di depan penyidik Polresta Manado (edisi Minggu, Manado Post-red) sambil menggendong Raldy satu di antara bayi kembar tiga ini mengisahkan sebelum malapetaka terjadi ia tak ada di rumah. Sehabis bermain dengan mereka, Nova baru sadar kalau susu mereka bertiga sudah habis. Maklum Nova tak bisa memberikan air susu ibu (ASI) kepada tiga anaknya sekaligus, apalagi usianya sudah di atas 40 tahun.

‘’Saya pergi mencari susu dan popok setelah yakin ketiganya sudah tidur,’’ aku Nova yang sibuk memberi popok anak ketiganya. Sebelum beranjak keluar rumah, Nova mengaku ada dua orang yang mengaku ingin mencari pekerjaan. 

Dia pun menyarankan cari tempat lain. Setelah berpesan kepada Timothi (12) sang sulung dan anaknya nomor dua Miracle (10), ibu rambut sebahu ini meminta mereka menjaga bila tiga adik mereka menangis. ‘’Memang saya sudah sering meninggalkan bayinya, dan memang tidak terjadi apa-apa,’’ ungkap Nova sambil membetulkan popok Raldy.

Setelah yakin beres semuanya, Nova bergegas menuju Fresh Mart Winangun sekira pukul 11.50 Wita. Karena habis di Fresh Mart ia pun memutuskan membeli di Multi Mart Wanea.

Saat lagi antre untuk membayar belanja, tiba-tiba adik saya di kampung menelpon. “Dia bilang qta pe anak kembar so mati. (Saudara saya telepon dan katakan anak kembar saya sudah meninggal),” ujar Nova sambil menangis. Mendengar kabar buruk tersebut, Nova langsung pulang ke rumah dengan meninggalkan antrian dan sejumlah belanja yang belum dibayar..

Nova mengaku, setiba di rumah sudah banyak tetangga. Dengan langkah kaki cepat dan wajah tegang, Nova menerobos di antara tetangga yang penasaran. Dia langsung menuju ke dalam toilet. Nova menjerit karena melihat dua anak kembarnya sudah tenggelam di dalam loyang dengan posisi saling melengkung dipisahkan gayung plastik warna biru.

Selain Nova, Manado Post mendapat keterangan dari Timothi dan Miracle. Versi mereka, keadaan di dalam rumah sepi. Mereka tak melihat satupun tetangga ada di sekitar rumah mereka. Mereka pun asik bermain Neka (Kelereng besar) di halaman depan rumah.

“Setelah bermain beberapa kali, kami mendengar suara adik kami menangis,” akunya. Saat berlari ke dalam rumah, pintu sudah terkunci. “Kami tidak bisa buka pintu sehingga meminta tolong om Alo,” tambah mereka. Pintu depanpun berhasil dibuka dengan bantuan Om Alo yang tinggal di dekat rumah. “Waktu periksa adik di kamar. Kami lihat yang menangis tinggal satu bayi,” lanjut keduanya.

Mereka mencoba mencari dua adik kembar mereka di semua ruangan namun tidak ditemukan. “Setelah kami periksa di Toilet dengan om Alo. Tiba-tiba kami melihat ada dua boneka di dalam loyang hitam,” ujar Timothi. “Ternyata itu adalah adik kami, Ralva dan Raldo,” beber Timothi dengan polos. Ayah dari korban sendiri, Erik Tumelap (60) tidak berada di rumah saat peristiwa terjadi.



Niat beri salam perpisahan ke pacar, Wanto tewas terlindas truk

|0 komentar
Niat beri salam perpisahan ke pacar, Wanto tewas terlindas truk


Sungguh nahas nasib Cut Wanto (22). Berniat melepas kepergian sang kekasih di Bandara Soekarno-Hatta, dia malah tewas terlindas truk kontainer di Jalan Raya Cilincing, Jakarta Utara.

Saat kejadian korban tengah menuju Bandara Soekarno-Hatta untuk menemui kekasihnya yang akan pergi bekerja ke Taiwan. Korban mengendarai sepeda motor berboncengan dengan adik iparnya, Kristin (28). 

Namun nahas, sepeda motor yang ditungganginya terjatuh saat hendak menyalip truk kontainer dari arah Cilincing-menuju Terminal Tanjung Priok. Korban lantas menabrak taksi dari arah berlawanan dan terlindas truk kontainer. 

Sementara, Kristin berhasil selamat dari kejadian itu. "Kejadian sekitar pukul 10.00 WIB, sepeda motor Mio putih B 6706 VGN, dari arah Jalan Raya Cilincing menuju Terminal Tanjung Priok dengan memboncengi Kristin adik iparnya," ujar Kanit Laka Satlantas Polres Jakarta Utara, AKP Daud Iskandar saat dihubungi, Selasa (4/2).

Setelah kejadian, sopir truk kontainer langsung diamankan polisi ke Polsek Cilincing. Sementara korban langsung dilarikan ke RSCM dan Kristin dibawa ke RSUD Koja.

"Korban ingin mengantar kekasihnya di Bandara Soekarno-Hatta, karena ingin pergi ke Taiwan. Korban janji bertemu di Bandara, makanya dia pergi ke terminal Tanjung Priok untuk menggunakan bus ke bandara," bebernya. sumber

Sabtu, 30 Maret 2013

Pergoki pacar selingkuh, mahasiswi dianiaya sampai luka-luka

|0 komentar
Pergoki pacar selingkuh, mahasiswi dianiaya sampai luka-luka
Ilustrasi kekerasan. guardian.co.uk


Nasib nahas menimpa mahasiswi berinisial FDA (19), saat memergoki tambatan hatinya sedang bersama wanita lain, dia justru dianiaya kekasihnya, DFF hingga luka memar. Selain dianiaya, uang korban juga diambil oleh pelaku dan handphone miliknya dibanting.
Korban menceritakan, kejadian itu berlangsung sekitar pukul 04.00 WIB dini hari. Saat itu, ia memergoki sang kekasih bersama dengan wanita lain di Jl Krinci 8 No 15, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Kesal, FDA lantas menegurnya.
Bukannya menyesal, pria tidak bertanggung jawab itu malah memukul kepala FDA sebanyak 10 kali. Tak hanya kepala, pelaku juga memukuli bagian dada, tangan serta kaki korban. Dengan emosi, DFF juga mencekik leher gadis malang itu.
Setelah puas menganiaya FDA, pelaku lantas mengambil uang korban senilai Rp 1 juta serta membanting handphone korban.
"Kepala saya dipukul sebanyak 10 kali, dada dipukul, tangan kiri dipukul, kaki kanan ketendang, leher dicekek. Kemudian diambil uang saya diambil dan handphone dibanting," kata FDA kepada petugas saat membuat laporan di Mapolres Jakarta Selatan, Sabtu (30/3).
Tidak terima dengan perlakuan kekasihnya, korban akhirnya melapor ke Mapolres Jakarta Selatan. Kasubag Humas Polres Jakarta Selatan, Komisaris Aswin mengatakan, korban mengalami kerugian sebesar Rp 1 juta berikut handphone yang dirusak kekasihnya.
Dia mengatakan, kasus itu sudah masuk dalam proses penyelidikan. Jika terbukti, DFF akan dijerat pasal berlapis, yaitu Pasal 351 tentang penganiayaan, Pasal 362 tentang pencurian dan Pasal 406 tentang pengerusakan.
"Benar ada laporan tersebut, saat ini masih diselidiki oleh penyidik dan rencananya akan kita panggil kekasihnya tersebut untuk kita periksa," jelas Aswin di kantornya, Jl Wijaya II, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. sumber

Tragis... Karena Tak Punya Uang, Jasad Ibu Dibiarkan Membusuk

|0 komentar

Tragis... Karena Tak Punya Uang, Jasad Ibu Dibiarkan Membusuk - Seorang wanita di Jerman terpaksa harus tidur di kamar apartemen bersama jenazah ibunya sendiri selama delapan bulan. Ini dia lakukan lantaran tidak punya uang untuk biaya pemakaman.

Diberitakan Daily Mail pekan ini, peristiwa ini terungkap setelah petugas pengadilan berkunjung ke apartemennya di distrik Moosach, Munich untuk menagih utang sang ibu.

Petugas terkejut ketika dia menemukan satu jenazah yang telah membusuk tergeletak di atas dipan. Mereka lalu menginformasikan kepada wanita 39 tahun itu bahwa negara siap membayarkan biaya pemakaman pada warga yang tidak mampu.

Pemerintah Jerman akan memberikan bantuan dana senilai 3.200 Euro atau Rp41 juta bagi warganya yang tidak mampu membayar biaya pemakaman keluarganya. Wanita yang tidak disebutkan namanya ini mengaku tidak tahu bahwa layanan semacam itu tersedia di Jerman. 

Namun petugas tidak begitu saja percaya pada alasannya. "Kami tidak percaya bahwa dia tidak mengetahui ada layanan semacam itu di Jerman," ujar petugas pengadilan.

Mereka kemudian menugaskan seorang detektif untuk menyelidiki kemungkinan bahwa wanita itu tetap mengklaim uang pensiun ibunya sambil menyembunyikan berita mengenai kematiannya. 

Menurut penyelidikan awal pihak kepolisian, alasan dia menyembunyikan kematian ibunya entah karena sangat sedih sehingga tidak dapat menerima kenyataan atau karena dia tidak ingin diketahui mendapat warisan berupa utang besar peninggalan sang ibu. 

Diperkirakan ibunya telah meninggal sejak bulan Juli tahun lalu. sumber

Rabu, 27 Maret 2013

Wanita Ini Dikecam Karena Pamer Barang Mewah Dan Bakar Uang

|0 komentar
Wanita Ini Dikecam Karena Pamer Barang Mewah Dan Bakar Uang - Semua orang tentu senang jika memiliki banyak uang, bisa membeli barang mewah dan keliling dunia sesuka hati tanpa harus bekerja keras. Tapi.. jika ada orang kaya yang tidak bijak terhadap kekayaannya dan pamer secara berlebihan, bisa-bisa orang lain marah dan memberi kecaman.



Gadis cantik ini bernama Gao Yue Er, dia adalah anak orang kaya yang tinggal di China. Seperti remaja pada umumnya Gao Yue Er senang berfoto dan membaginya di dunia maya. Sayangnya, bukan foto seru dengan teman-temannya yang dipamerkan, tetapi foto barang-barang mewah miliknya dan setumpuk uang.



Meskipun foto pamer harta yang dilakukan para remaja kaya sedang menjadi tren di China, foto-foto Gao Yue Er dianggap berlebihan dan keterlaluan. Dia memamerkan foto tas dan sepatu bermerek yang berharga puluhan juta rupiah. Gao Yue Er juga memotret dirinya berselimut tumpukan uang. Bahkan, gadis ini seolah ingin memperlihatkan bahwa dia kebanyakan uang dan berpose dengan korek api menyala untuk membakar uang.


Melihat foto-foto Gao Yue Er beredar di dunia maya, masyarakat China mengeluarkan reaksi berupa kemarahan dan kecaman. Silakan jika ingin menggunakan uang pribadi untuk bersenang-senang, tetapi tidak perlu sampai memamerkan kekayaan secara berlebihan, demikian rata-rata tanggapan para pengguna internet. SUMBER

Senin, 25 Maret 2013

Durhaka! Hanya Karena Kesal, Anak Mutilasi Ibunya

|1 komentar



Durhaka! Hanya Karena Kesal, Anak Mutilasi Ibunya - Shinjuku : Entah apa yang di dalam benak remaja di Jepang ini. Ia tega membunuh dan memutilasi ibunya sendiri di apartemen di Kota Shinjuku, Jepang. Padahal ibunya tersebut satu-satunya orang yang hidup dan tinggal bersamanya.

Namun alasan remaja tersebut melakukannya kurang jelas. Bisa juga disebut sepele: hanya karena dirinya tak suka dengan orang yang telah bersusah payah melahirkannya itu.

Harian Jepang Sanke Daily melaporkan, Senin (25/3/2013), pria 19 tahun ini tega membunuh ibu dan memotong-motong bagian tubuhnya menjadi 15 bagian di kamar mandi. Ia memotongnya menggunakan pisau dapur.

"Potongan badan tersebut kemudian dimasukkan ke bak mandi, hingga pada akhirnya dimasukkan ke dalam plastik," tulis Sanke Daily.

Pembunuhan sadis tersebut baru diketahui setelah seorang kerabat mengunjungi apartemennya. Kemudian menemukan potongan tubuh tersebut.

Remaja tersebut kemudian ditangkap polisi pada 14 Maret lalu. Potongan tubuh itu teridentifikasi telah dipotong sang anak 2 pekan sebelum penangkapan. Kepada polisi, ia mengaku melakukan pembunuhan sadis tersebut karena tak suka dengan ibunya -- yang disebutnya sebagai 'ordinary person'.

"Ibu saya hanyalah orang biasa," cetus remaja tersebut.

Sementara, menurut laporan Surat Kabar Yomiuri and Mainichi, remaja itu mengaku tertarik dengan hal-hal yang terkait dengan pembedahan tubuh. Hal tersebut menjadi salah satu faktor sang remaja tega menghabisi ibunya. (Riz) sumber

Kisah Seorang Tukang Sapu, Belajar Hidup Dari Daun Dan Uang Rp 35 Ribu

|0 komentar
Kisah Seorang Tukang Sapu, Belajar Hidup Dari Daun Dan Uang Rp 35 Ribu - Sore kemarin cuaca di wilayah Pasar Minggu, Jakarta Selatan nampak terlihat mendung dan akan segera turun hujan. Dengan bergegas, seorang wanita paruh baya berpakaian orange segera menuntaskan pekerjaannya membersihkan sampah daun dengan menggunakan sapu lidi dan pengki untuk dimasukkan ke dalam karung.


Sedikit terburu-buru, ia menuntaskan pekerjaannya karena tetes air petanda hujan perlahan mulai jatuh tepat di atas kepalanya. Bergegas ia pun menenteng karung, pengki dan sapu kemudian berlindung menuju sebuah halte dari rintikan hujan yang deras secara tiba-tiba.

Sadiyah (48) nama wanita itu, dia adalah pekerja kontrak Dinas Kebersihan Jakarta Selatan yang memang ditugasi untuk membersihkan sampah sekaligus menyapu jalan di seputar Jalan Raya Ragunan, mulai dari perempatan Jati Padang hingga Balai pertanian dekat Polsek Pasar Minggu.

Terik matahari dan guyuran hujan tidak membuat Sadiyah (48) patah arang untuk mengais rezeki menghidupi anaknya yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama dan membantu memutar roda perekenomian keluarga.

"Saya sudah dua tahun bekerja jadi tukang sapu, awalnya di rumah tapi saya berniat membantu suami saya," kata Sadiyah saat ditemui di halte depan SMA Negeri 28, Jakarta Selatan, Sabtu (23/3).

Pengalaman hidup begitu berarti untuk ibu dari 5 anak itu. Sadiyah menuturkan, pekerjaan yang ia lakoni memang baru sekitar 2 tahun ia jalani. Dahulu, Sadiyah hanya sebagai ibu rumah tangga biasa. Namun, berkat bantuan sang suami Mazar (53) yang juga bekerja sebagai tukang sapu, Sadiyah kemudian melamar pekerjaan sebagai tukang sapu untuk membantu perekonomian keluarga serta membiayai anaknya yang masih sekolah.

Kebetulan saat itu, perusahaan tenaga kerja tempat ia bernaung saat ini membutuhkan tukang sapu untuk membersihkan sepanjang Jalan Raya Ragunan yang bersedia bekerja sejak pukul 13.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB membersihkan sampah daun atau sampah non organik yang berserakan di pinggir jalan atau sengaja dibuang orang yang tidak bertanggung jawab.

"Awalnya saya di rumah, saya coba melamar berkat bantuan suami saya kerja hingga saat ini. Waktu itu memang perusahaan butuh pegawai yang bisa masuk siang," ujarnya.

Daun, sampah plastik, kuman dan kotor merupakan sahabat Sadiyah setiap hari. Sadiyah mengatakan, bahwa ia bersyukur menjalani pekerjaan seperti saat ini. Meski pendapatannya boleh dibilang kecil dibanding dengan tenaga yang ia keluarkan, namun Sadiyah tetap iklas menjalani prosesi hidup sebagai tukang sapu.

Sebulan jika Sadiyah masuk setiap hari, gaji yang ia terima sebesar Rp 1.050.000 perhari gaji Sadiyah dibayar Rp 35 ribu tanpa uang makan atau uang lembur. Jika tidak masuk, uang tersebut akan dipotong dengan jumlah hari absen dirinya tidak bekerja. Meski begitu, ada saja orang yang dengan ikhlas memberikan bantuan kepadanya saat ia sedang menyapu jalanan.

"Ya alhamdulilah ada aja, untuk suka duka paling kalau lagi nyapu ada orang titip sampah," ucapnya.

Meski hidup begitu keras, namun Sadiyah coba menjalani dengan sabar dan ikhlas. Dia mengatakan, meski harus menyapu sampah dedaunan pohon yang ada dipinggir jalan, menurutnya itu adalah rezeki. Tuhan menjatuhkan daun ke jalan dan disapu untuk mendapatkan sekadar rupiah penyambung hidup.

Sore menjelang, Sadiyah dengan sesegera mungkin menuntaskan pekerjaannya. Tak lupa, kawan setia sapu lidi dan pengki yang terbuat dari kaleng biskuit serta karung ia titipkan di Taman dekat dia bekerja sehari-hari. Taman tersebut merupakan kantor alam untuk Sadiyah beristirahat maupun mengisi tenaganya dengan butiran nasi.

"Kalau dibilang kurang, manusia pasti akan kurang terus, ya kita cukup-cukupi," ujarnya.

Usai bekerja, Sadiyah tidak lupa untuk beristirahat untuk pagi esok mengurusi keluarga menggantikan suaminya Mazar yang bekerja pagi hari. Menjelang siang hari sekitar pukul 12.30 WIB, Sadiyah kembali bergulat dengan sampah (Sumber)

Minggu, 24 Maret 2013

Kisah Mengharukan Di Balik Foto Seorang Anak Menggendong Ibunya

|0 komentar




Beberapa waktu yang lalu, sebuah foto yang menyentuh hati tersebar di internet. Foto itu menggambarkan seorang pria yang menggendong wanita lanjut usia dengan kain gendongan, seperti seorang ibu yang menggendong anaknya. Foto itu begitu mencuri perhatian dan banyak orang yang bertanya, siapa dia? Siapa yang digendongnya? Apa yang sedang mereka lakukan?

Foto tersebut rupanya adalah foto seorang pria yang sudah berusia 62 tahun dan bernama Ding Zhu Ji. Ia sedang berada di salah satu rumah sakit di China untuk mengantarkan ibunya. Sang ibu yang sudah berusia sangat tua, ringkih dan mengalami patah tulang, akhirnya digendong oleh Ding Zhu Ji ke rumah sakit. Ia melakukannya karena berpikir bahwa menggendong ibunya ke rumah sakit akan lebih cepat sampai dan dirinya tidak akan merasa terlalu lelah walau menggendong ke sana.

Pria ini sama sekali tak menduga bahwa apa yang ia lakukan akan mencuri perhatian banyak orang. Pemandangan yang begitu menyentuh ini kemudian diabadikan oleh seseorang dalam bentuk foto yang kini beredar luas di internet. Selain itu, CCTV rumah sakit juga sempat merekam momen di mana pria ini menggendong ibunya yang nampak seperti bayi.

Sang ibu saat ini sudah berusia 85 tahun, namun Ding Zhu Ji mengisahkan bahwa ia sangat berhutang budi pada ibunya. Saat masih mengandung Ding Zhu Ji usia 6 bulan, keduanya nyaris dilempar ke laut karena sang ibu tidak sengaja menghilangkan kartu identitas naik perahu bersama prajurit Taiwan. Banyak orang yang memohon agar ibu Ding Zhu Ji yang sedang mengandung itu tidak dilempar ke laut, hingga detik-detik menegangkan itu berubah melegakan karena ada orang yang menemukan kartu identitas mereka.

Ding Zhu Ji yang mendengar kisah itu dari ibunya menjadi semakin sayang pada wanita yang telah melahirkan dan membesarkannya tersebut. Meski merupakan anak sulung, dirinyalah yang paling dekat dengan sang ibu. Bahkan hingga setua ini pun, ia masih merawat sang ibu. Ding Zhu Ji juga merasa bersalah karena tak menjaga ibunya dengan baik sehingga mengalami patah kaki kiri. Ding Zhu Ji pernah sangat ingin membawa ibunya yang sudah menua dan mulai pikun untuk pulang dan menemui saudara di Tiongkok. Sayangnya sebelum itu sempat terjadi, sang ibu sudah kehilangan ingatannya dan hal itu membuatnya sangat menyesal.
Ladies, Anda pasti pernah sejenak mengingat masa kecil Anda, kemudian membandingkannya dengan masa sekarang di mana Anda sudah dewasa dan bisa memilih serta memutuskan apa yang Anda inginkan. Masa kecil Anda dengan orang tua yang menimang dan menyayangi, sesekali memarahi dan membuat kita menangis atau kesal. Namun semua itu pada dasarnya adalah wujud kasih sayang orang tua yang ingin selalu bisa melindungi anaknya.

Lantas, sudah berbuat apakah kita pada orang tua? Bayangkan bila kita tua nanti. Kita bukan lagi sosok yang kuat dan bergairah seperti sekarang. Kita sudah menjadi sosok yang rapuh dan perlahan tapi pasti, usia akan memundurkan semua kemampuan kita. Kita akan kembali seperti bayi yang butuh pertolongan anak-anak kita.

Ding Zhu Ji adalah sebuah inspirasi nyata mengenai anak yang berbakti pada ibunya. Bagaimanapun orang tua kita sudah menua dan pikun, dahulunya mereka adalah orang yang selalu menuntun kita berjalan, mengajari kita bicara, tempat berlindung dan mencurahkan air mata, tempat bermanja yang tulus dan menyayangi kita. Berbaktilah pada orang tua. Lakukan apa yang bisa kita lakukan untuk membahagiakan mereka selagi kita masih bersama mereka.

Tunjukkan kehadiran Anda yang tersenyum tulus padanya. Maka tak ada yang lebih membahagiakan kedua orang tua Anda selain anak-anaknya yang masih mengingat dan menyayangi mereka. (SUMBER)

Update Terbaru

Blogger Widget Get This Widget -

Semua Ada di Sekitar Kita