"Mobil dengan pelat nomor B 9 GHT inilah, yang sering dipakai untuk keluar masuk komplek, selain itu, ada juga mobil lainnya," kata Koordinator keamanan di kompleks tersebut, Ruhiyat, Senin (15/4/2013). Rani kini menempati rumah di Blok 2 No 1, Kompleks Taman Sari Bukit Bandung.
Menurut Ruhiyat, Rani sudah menyewa rumah tersebut selama satu tahun. Selain Toyota Altis bernomor B 9 GHT itu, sebut dia, beberapa mobil yang lain adalah Honda CR-V, Honda Freed putih dengan pelat nomor polisi B 1158 UZB, minibus Travello abu-abu bernomor polisi D 7376 AN.
Ruhiyat pun berceletuk, Gayus dikabarkan telah dimiskinkan, tapi ternyata mobil yang dipakai istrinya terus berganti-ganti. Rumah yang kini ditempati Rani pun tidak murah, dengan ongkos sewa Rp 60 juta untuk dua tahun.
Bahkan, kata Ruhiyat, Rani sempat menyatakan keinginannya membeli rumah itu seharga Rp 1,5 miliar. "Katanya sudah dimiskinkan, tetapi, heran, mobil istrinya gonta ganti terus. Sampai sampai istrinya berniat membeli rumah itu seharga, Rp 1,5 miliar, tapi pemilik tidak ngasih," katanya.
Pada awal menyewa rumah tersebut, tutur Ruhiyat, Rani tidak terlihat menonjolkan kekayaannya. "Kalau dulu sih engga menonjolkan seperti ini. Dulu mobilnya cuma satu, itu mobilnya yang Toyota Altis, yang plat nomornya B 9 GHT, yang sering dipakai keluar masuk kompleks. Kalau sekarang, cuek-cuek saja, mobilnya jadi banyak dan macam macam," terangnya.
Warga khawatir
Menurut Ruhiyat, para petugas keamanan kompleks juga khawatir Gayus akan masuk ke lingkungan tersebut. "Saya takut, Gayus masuk ke kompleks ini, di dalam kan ada rumah sewaan istrinya, (Bu Rani). Kami sebagai petugas keamanan di kompleks ini menjaga ketat agar jangan sampai kecolongan oleh Gayus," kata dia.
Ruhiyat pun mengungkit kisah Gayus yang terpotret sedang menonton pertandingan tenis di Bali, padahal seharusnya ada di dalam tahanan. "Seperti waktu itu Gayus harusnya ditahan, tapi dia malah berkeliaran menonton pertandingan tenis. Kami takut, kalau misalkan hal sejenis itu terjadi, nanti kan kami yang disalahkan," tambahnya.
Karenanya, setiap Rani keluar-masuk kompleks, para petugas keamanan selalu bertanya dan melihat ada siapa saja di dalam mobil yang ditumpanginya. "Kami awasi ketat, kalau bu Rani, keluar-masuk kompleks, kami suka bertanya, mau kemana, dengan siapa? Lalu kami periksa juga ada siapa saja di dalam mobilnya itu," katanya.
Diberitakan sebelumnya, di rumah tersebut Rani tinggal bersama lima orang anaknya dan lima baby sitter. Kelima anak Gayus sekarang bersekolah di Bandung. "Satu anak dikawal satu baby sitter. Kalau bu Rani hampir tidak pernah mengantarkan anaknya ke sekolah, anak-anaknya selalu diantar sama baby sitter-nya," kata Ruhiyat.
Rani, menurut Ruhiyat juga terbilang orang yang jarang gaul dengan para tetangga sekompleksnya. "Bu Rani keseringan diam di rumah, jarang ngobrol-ngobrol seperti warga lainnya. Mungkin dia (Bu Rani, red) juga tahu diri kalau posisinya dalam keadaan seperti itu," kata dia.
Menurut Ruhiyat, kompleks yang dijaga memang kerap diincar oleh para keluarga tahanan Lapas Sukamiskin. Namun, pihak pemilik kompleks tidak mengizinkan kompleks tersebut dihuni keluarga tahanan. Rumah yang dikontrak Rani satu-satunya yang didiami keluarga tahanan.Seperti diketahui juga, mertua Gayus, Dayu Permata, pada September 2012 lalu juga membeli rumah di Jalan Pacuan Kuda, No 22A, Arcamanik, Bandung, yang juga tak jauh dari Lapas Sukamiskin. Rumah itu sebelumnya adalah milik Toto Hutagalung, tersangka Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus suap terhadap hakim Setyabudi Tejocahyono. Rumah tersebut sempat hendak digeledah KPK sebagai harta kepemilikan Gayus, namun batal karena sudah dijual ke mertuanya.
SUMBER