Glodok Nyaris Dibakar, Teroris Tantang Densus Berperang Secara Terbuka - JAKARTA - Detasemen Khusus 88 Antiteror tak main-main memburu jaringan teroris pada Rabu (18/5) di sejumlah kota mulai dari Bandung, Kendal, hingga Kebumen. Hal Itu dikarenakan ancaman yang ditebar oleh kelompok teroris tersebut sangat berbahaya.
"Kelompok ini pada intinya adalah halakah (grup pengajian) Ciledug di bawah pimpinan Abu Roban. Lalu mereka juga terkait dengan kelompok Bandung yang diotaki William Maksum," beber sumber di lingkungan Densus 88/Antiteror mengutip beritasatu, Kamis (9/5).
Abu Roban tertembak mati di Batang, Kendal, sedangkan William ditangkap hidup di Sumedang. Keduanya, sumber itu menceritakan, berasal dari keterikatan yang sama yakni sisa-sisa kelompok Abu Omar dan Autad Rawa.
Abu Omar kini menjalani vonis 10 tahun pidana karena aktivitas terorisme menyelundupkan senjata api dan kasus-kasus lama, seperti merampok bank dan membacok mantan Menteri Pertahanan Matori Abdul Djalil.
"Pengakuan sementara aktivitas fai (mengumpulkan harta benda untuk jihad) yang mereka lakukan untuk mendukung Mujahidin Indonesia Timur di Poso yang dipimpin Autad Rawa dan Santoso," bebernya.
Hingga kini, Auta Rawa dan Santoso masih buron.
Santoso adalah buron nomor satu Densus 88 Antiteror yang hingga kini keberadaannya masih gelap. Santoso bahkan sempat memosting surat ancaman kepada Densus untuk berperang secara terbuka.
Untuk fai, mereka pun melakukan serangkaian perampokan seperti merampok BRI Reban Batang pada Januari 2013 dengan hasil Rp 790 juta, merampok BRI Grobogan dengan hasil Rp 630 juta, dan merampok BRI Tanggamus Lampung pada April 2013 dengan hasil Rp 466 juta.
"Totalnya Rp 1,8 miliar lebih. Ini kelompok yang tidak bisa kita anggap sepele. Mereka akan terus mencari dana untuk bisa survive termasuk dengan merampok toko emas di Tambora, Jakarta Barat kemarin. Mereka ini juga terlibat percobaan pembakaran Pasar Glodok Jakarta," sambung sumber itu.
Jika dibiarkan, sumber itu melanjutkan, hampir bisa dipastikan kelompok Santoso akan terus bertahap untuk menggelar iddad (persiapan dan pelatihan) dan melanggengkan aksi teror di Indonesia.[ian/BS] sumber