Seringkali
saya membaca berita tentang kisah-kisah pilu dan menyedihkan para TKW
(Tenaga Kerja Wanita) yang bekerja di Saudi Arabia. Kisah atau cerita
yang diangkat berdasarkan dari cerita para TKW atau karena pengamatan
selintas kita tentang keadaan para TKW waktu bertemu di mall-mall, di
restaurant ataupun di Rumah Sakit. Sebetulnya kalau kita mau jujur
terhadap diri kita sendiri, para TKW/ PRT (Pembantu Rumah Tangga) itu
sudah diperlakukan tidak layak dan tidak manusiawi sejak sebelum
keberangkatan mereka ke Saudi. Pernahkah teman-teman melihat pemandangan
di bandara Soekarno-Hatta, bagaimana para petugas, baik petugas dari
PJTKI-nya atau petugas bandara memperlakukan TKW/ PRT yang akan
diberangkatakan ke Saudi Arabia khususnya..?? Mereka digiring-giring
seperti ternak, seringkali mereka dibentak-bentak bahkan dicaci maki.
Saya sering melihat pemandangan seperti itu, karena setiap 6 bulan
sekali atau 1 tahun sekali saya pulang pergi Riyadh- Jakarta, Jakarta-
Riyadh. Pemandangan seperti itu, bukan pemandangan yang langka. Para TKW
itu setelah digiring-giring seperti bebek, mereka biasanya duduk
bergerombol dilantai. Ada pemandangan yang berbeda tentang kelakuan dan
tingkah para TKW, dari TKW/ PRT yang akan berangkat ke Saudi dengan
tingkahnya para TKW/ PRT yang mau pulang dari Saudi. Para TKW yang
bergerombol di bandara Soeta, kebanyakan mereka diam dan tidak banyak
omong.
Tapi coba perhatikan para TKW/ PRT di bandara KKIA Riyadh yang mau
pulang ke Jakarta, berisiknya minta ampun. Kalau ngomong saja sampai
teriak-teriak, bahkan pernah saya lihat ada yang joget-joget segala,
sampai ada yang ditegur oleh satpam-nya bandara KKIA. Back to topic, Di
bandara Soeta dokumen2 keberangkatan para TKW, saya perhatikan semuanya
sudah diurus oleh petugas dari PJTKI masing2. Setelah masuk ruang tunggu
pesawat dan terbang ke Saudi, barulah TKW itu bertanggung jawab atas
dirinya masing2. Ketika mereka sudah ada dalam pesawat Saudia/ GIA.
Mulailah para pramugari yang di uji kesabarannya oleh para TKW. Saya
memperhatikan, betapa seringnya para pramugari yang cantik2 itu
membersihkan lavatory/ wc. Sambil tidak henti2 memberikan pengarahan
kepada para TKW yang menggunakan lavatory. Coba lihat lantai lavatory yg
menjadi penuh air, karena para TKW tidak tahu caranya cebok, tidak tahu
caranya membuang tissue. Semuanya berceceran di lantai. Bahkan cara
mengunci wc pun mereka tidak tahu. Kalau kebetulan saya mau menggunakan
wc, seringkali sayapun ikut2an memberi tahu mereka.
Bahkan setiap saya pulang atau pergi Riyadh Jakarta, saya pasti dan
selalu menjadi sekertaris dadakan para TKW untuk mengisi kartu2
kedatangan mereka. Tahukah teman-teman? Kalau banyak para TKW yang buta
huruf? Bahkan banyak dari para TKW itu yg tidak bisa berbahasa
Indonesia? mereka hanya bisa bahasa dari daerahnya sendiri. Jangankan
bisa bahasa Arab untuk bisa berkomunikasi dengan majikan, bahasa
Indonesiapun mereka banyak yang tidak tahu, apalagi bahasa Inggris. Itu
sih bisa di itung dengan jari kelingking. Mungkin dari 1 jt TKW yang ke
Saudi, mungkin cuma 1 yang bisa sedikit ngerti english&Itu;
kenyataan teman2. Menyedihkan bukan..?? Terus apa yang mereka lakukan
selama mereka ada di penampungan..?? Ternyata adanya balai latihan kerja
itu sepertinya hanya formalitas saja, kadang2 tidak ikut latihan kerja
juga mereka sudah bisa punya sertifikatnya. tahu sendiri lah, di negara
tercinta kita itu apapaun bisa dibeli asal ada uang. Level korupsinya
sudah dari level paling rendah sampai level paling tinggi. Berdasarkan
sumber yang bisa dipercaya ( para TKW khususnya yang ke Saudi ) selama
mereka berada di penampungan itu, selama mereka sedang mengurus dokumen2
dan menunggu datangnya visa. Para TKW itu tidak belajar apa2. Mereka
hanya tidur2an, makan, minum, ngorol2 sampai malam. Setelah mereka
sampai di bandara King Khalid Riyadh, karena tidak ada petugas dari
PJTKI yang mengarahkan mereka, jadilah gerombolan para TKW itu seperti
anak ayam yang kehilangan induknya. Bagaimana tidak dibentak2 oleh
petugas orang Saudi, kalau mereka disuruh berbaris disebelah kanan, para
TKW masih tetap bergerombol disebelah kiri. Disuruh mengantri satu2,
malah mereka saling berebut. Disuruh memperlihatkan paspor dan kartu
kedatangan, mereka malah melongo. Ya iyalahhhh&.petugas mana yang
tahann&.?! Apalagi orang Saudi kebanyakan tidak sabaran, dan
suaranya yang kenceng2. Habislah para TKW itu dibentak2. Jangankan oleh
petugas orang Saudi yang tidak bisa berbahasa Indonesia, wong oleh
petugas orang Indonesia yang sebangsa saja, para TKW itu sering
dibentak2 koq.
Setelah mereka selesai di proses di imigrasi dan selesai mengambil
bagasi. Mereka semua dikumpulkan dan di data, sementara paspor para TKW
itu akan dipegang oleh petugas Imigrasi. Setelah itu para TKW akan
dibawa ke ruangan tunggu khusus TKW, sambil menunggu dijemput oleh
majikan masing2. Para TKW itu tidak akan dikeluarkan dari ruangan
tersebut, kecuali dijemput oleh majikannya yang nama majikannya tertera
di paspor TKW tersebut. Kalau yang nama penjemput TKW itu tidak sesuai
dengan nama yang ada dalam paspor TKW, penjemput tersebut harus
memperlihatkan surat kuasa penjemputan dari calon majikan asli TKW itu.
Itulah alasannya mengapa para TKW di bandara King Khalid di kumpulkan
sebelum mereka dimasukkan ke ruang tunggu. Calon majikan berada diluar
sambil memelototi screen tv monitor. Disana akan disebutkan nama TKW
lengkap, nama majikan dan nomor urut TKW. Kalau nama-nya sudah cocok,
para majikan akan lapor ke meja petugas sambil memperlihatkan kartu ID
asli. Setelah itu mereka akan memanggil TKW yang bersangkutan dan
memberikan paspornya. Setelah TKW dan majikannya menandatangani
surat-surat, barulah TKW itu bisa keluar mengikuti majikannya. Itu
prosedur yang masih saya ingat. Kenapa saya tahu tentang prosedur tsb..?
karena saya pernah 2 kali mengambil pembantu dari PJTKI Jakarta. Biaya
yang dikeluarkan majikan untuk mengambil TKW, kurang lebih Rp. 28 juta.
Bahkan ada yang membayar lebih dari itu.
Untuk teman-teman yang berada di Indonesia khususnya, ini sekedar
informasi saja, tidak semua TKW yang datang dan bekerja di Saudi Arabia
itu semuanya mempunya majikan WN Saudi. Di Arab Saudi ini semua warga
negara tersedia disini. Jadi para TKW itu ada yang punya majikannya
memang WN asli Saudi, tapi tidak sedikit para majikan mereka itu warga
negara lain yang mukim dan tinggal di saudi Arabia. Soalnya masyarakat
kita yang ada di Indonesia kan tahunya, kalau TKW bekerja di Saudi
Arabia, sudah pasti saja majikannya warga negara Saudi. Padahal tidak
begitu lho;.. Ada yang majikannya WN Turky, Mesir, Sudan, Siria,
Lebanon, Palestina, Jordan, USA, Pakistan, India dsb. (capek kalau harus
nyebutin satu satu mah&hehehe;..). Sudah hampir mau 10 tahun saya
menetap di Saudi Arabia, mengikuti suami yang WN Saudi. Karena menetap
disini, tentu saja saya sering sekali menjumpai TKW diluar rumah, baik
di rumah para kerabat suami saya, ataupun di rumah teman saya yang orang
Saudi, berjumpa di pesta2 nya orang Saudi, bertemu di mall2, di rumah
sakit ( mengantar majikannya yang sakit ), di restaurant, di tempat
bermain anak2, Seringkali saya menjadi penterjemah dadakan karena TKW
nya tidak mengerti sama sekali perintah majikannya. Kalau anda sudah
lama tinggal di Saudi dan anda sering belanja di toko2 Indonesia,
seringkali kita akan melihat ada TKW yang memang sedang berbelanja atau
TKW kaburan yang menunggu dijemput sesorang. sumber : http://iniunic.blogspot.com/2013/07/sisi-lain-dari-tkw-saudi-arabia-yang_27.html