Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar, mengaku pemerintah tak bisa melarang penggunaan bikini dalam kontes Miss World yang akan digelar September mendatang di Bali.
Kendati begitu, bukan berarti pemerintah tak melakukan upaya negosiasi. "Kami usulkan tidak ada bikini. Tapi, kalau pun ada, kami minta hanya di dalam ruangan panitia saja. Jadi, tertutup dia," kata Sapta Nirwandar di Kuta, Bali, Jumat 31 Mei 2013.
Di sela Indonesia creative tourism workshop itu ia melanjutkan, pemerintah sudah membuat kesepakatan dengan pihak panitia untuk meminimalisasi penggunaan pakaian bikini dalam kontes Miss World. Jika pun dikenakan, harus di ruang tertutup dan hanya dilihat oleh juri.
Sapta mengaku pemerintah telah mengusulkan agar peserta kontes ratu kecantikan sejagat mengenakan gaun khas Indonesia.
"Kami usulkan kebaya atau batik. Jadi, menghargai konteks lokal Indonesia," kata Sapta. Sementara itu, soal mencuatnya kontroversi ajang Miss World, menurut Sapta, hanya sebatas sensasional belaka.
"Mereka yang tidak setuju itu hanya cari sensasi saja. Kami sudah lama menggelar eventserupa. Ada Miss Indonesia, Puteri Indonesia, dan lainnya. Sudahlah jangan ditulis berita mereka itu," kata dia.
Sebaliknya, Sapta menilai, kontes Miss World menjadi nilai tambah Indonesia untuk berpromosi ke luar negeri. "Kalau acara itu disiarkan 170 negara, Indonesia akan dilihat 170 negara," imbuh dia.
Selain itu, ajang Miss World akan memberi dampak langsung ke sektor pariwisata. Peserta kontes, Sapta melanjutkan, tentu tidak datang sendirian ke Bali, melainkan bersama tim dalam jumlah besar.
Kendati begitu, bukan berarti pemerintah tak melakukan upaya negosiasi. "Kami usulkan tidak ada bikini. Tapi, kalau pun ada, kami minta hanya di dalam ruangan panitia saja. Jadi, tertutup dia," kata Sapta Nirwandar di Kuta, Bali, Jumat 31 Mei 2013.
Di sela Indonesia creative tourism workshop itu ia melanjutkan, pemerintah sudah membuat kesepakatan dengan pihak panitia untuk meminimalisasi penggunaan pakaian bikini dalam kontes Miss World. Jika pun dikenakan, harus di ruang tertutup dan hanya dilihat oleh juri.
Sapta mengaku pemerintah telah mengusulkan agar peserta kontes ratu kecantikan sejagat mengenakan gaun khas Indonesia.
"Kami usulkan kebaya atau batik. Jadi, menghargai konteks lokal Indonesia," kata Sapta. Sementara itu, soal mencuatnya kontroversi ajang Miss World, menurut Sapta, hanya sebatas sensasional belaka.
"Mereka yang tidak setuju itu hanya cari sensasi saja. Kami sudah lama menggelar eventserupa. Ada Miss Indonesia, Puteri Indonesia, dan lainnya. Sudahlah jangan ditulis berita mereka itu," kata dia.
Sebaliknya, Sapta menilai, kontes Miss World menjadi nilai tambah Indonesia untuk berpromosi ke luar negeri. "Kalau acara itu disiarkan 170 negara, Indonesia akan dilihat 170 negara," imbuh dia.
Selain itu, ajang Miss World akan memberi dampak langsung ke sektor pariwisata. Peserta kontes, Sapta melanjutkan, tentu tidak datang sendirian ke Bali, melainkan bersama tim dalam jumlah besar.
"Makannya mahal-mahal, namanya juga ratu. Mereka juga akan ke spa, beli oleh-oleh. Belum lagi ditambah penggemarnya yang ikut datang ke sini," ujarnya. sumber