Selama ini cenderung perempuan gemuk yang berisiko terkena berbagai jenis penyakit . Tapi jangan salah, perempuan yang tinggi dan kurus lebih rentan kena bakteri yang satu ini.
Sebuah penelitian baru menemukan perempuan yang tinggi dan kurus lebih rentan terhadap nontuberculous mycobacteria (NTM). Infeksi ini juga menunjukkan respons kekebalan tubuh yang lemah terkait dengan sel-sellemak .
Para ahli mengungkapkan nontuberculous mycobacteria (NTM) memiliki puluhan spesies dan tersebar luas di lingkungan baik di air maupun tanah. Meskipun bakteri ini bisa menginfeksi kulit dan bagian tubuh lain, tapi paling sering menginfeksi paru-paru.
Infeksi paru-paru sangat sulit untuk diobati, seringkali membutuhkan operasi dan terapi antibiotik intravena yang kuat dan panjang waktunya. Bukti menunjukkan infeksi ini telah meningkat dalam beberapa dekade terakhir.
"Perempuan yang tinggi, kurus tampaknya lebih rentan terhadap infeksi NTM," ujar Edward Chan, MD, penulis senior dan profesor kesehatandari National Jewish Health seperti dikutip dari Medindia, Sabtu (26/1/2013).
Dalam studi ini didapatkan pasien NTM rata-rata memiliki tinggi badan 2 inci (5-6 cm) lebih tinggi serta indeks massa tubuh yang 2 poin lebih rendah dari IMT normal, serta memiliki sedikit lemak di tubuhnya.
"Temuan ini membantu kami mengidentifikasi siapa saja yang lebih besar berisiko terkena penyakit ini dan dapat menunjukkan terapi seperti apa yang lebih efektif," ujar Dr Chan.
Selain tipe tubuh, pasien NTM juga memiliki respons kekebalan tubuh yang berbeda. Sel lemak memproduksi hormon,leptin dan adiponektin yang dikenal bertugas mengatur berat badan dan fungsi kekebalan tubuh.
Produksi leptin secara umum meningkat padaorang gemuk, hal ini turut membantu merangsang sistem kekebalan tubuh dalam melawan infeksi. Pada orang yang kurus maka sel lemaknya juga sedikit dan produksi leptinnya berkurang.
Sedangkan adiponektin yang merupakan hormon imunosupresif umumnya menurun pada orang yang memiliki tubuh gemuk. Hasil studi ini diterbitkan dalam edisi terbaru The American Journal of Respiratory and Critical Care (sumber)
Sebuah penelitian baru menemukan perempuan yang tinggi dan kurus lebih rentan terhadap nontuberculous mycobacteria (NTM). Infeksi ini juga menunjukkan respons kekebalan tubuh yang lemah terkait dengan sel-sel
Para ahli mengungkapkan nontuberculous mycobacteria (NTM) memiliki puluhan spesies dan tersebar luas di lingkungan baik di air maupun tanah. Meskipun bakteri ini bisa menginfeksi kulit dan bagian tubuh lain, tapi paling sering menginfeksi paru-paru.
Infeksi paru-paru sangat sulit untuk diobati, seringkali membutuhkan operasi dan terapi antibiotik intravena yang kuat dan panjang waktunya. Bukti menunjukkan infeksi ini telah meningkat dalam beberapa dekade terakhir.
"Perempuan yang tinggi, kurus tampaknya lebih rentan terhadap infeksi NTM," ujar Edward Chan, MD, penulis senior dan profesor kesehatan
Dalam studi ini didapatkan pasien NTM rata-rata memiliki tinggi badan 2 inci (5-6 cm) lebih tinggi serta indeks massa tubuh yang 2 poin lebih rendah dari IMT normal, serta memiliki sedikit lemak di tubuhnya.
"Temuan ini membantu kami mengidentifikasi siapa saja yang lebih besar berisiko terkena penyakit ini dan dapat menunjukkan terapi seperti apa yang lebih efektif," ujar Dr Chan.
Selain tipe tubuh, pasien NTM juga memiliki respons kekebalan tubuh yang berbeda. Sel lemak memproduksi hormon,
Produksi leptin secara umum meningkat pada
Sedangkan adiponektin yang merupakan hormon imunosupresif umumnya menurun pada orang yang memiliki tubuh gemuk. Hasil studi ini diterbitkan dalam edisi terbaru The American Journal of Respiratory and Critical Care (sumber)