5 Cerita sadis Korban Penyekapan Di Taman Sari - Peristiwa penyekapan yang dialami Ahmad Zamani (32) dan Arifin (49)
di sebuah kantor milik PT Benteng Jaya Mandiri (BJM), di Jalan Hayam
Wuruk no 120-D, Taman Sari, Jakarta Barat, masih menyisakan banyak
cerita. Kedua orang yang mengaku tersangkut hutang piutang ini, mengaku
kerap kali menerima siksaan dari beberapa debt collector yang menculik
dirinya, sehingga mengalami rasa trauma yang cukup berat.
Beruntung Selasa (16/9) malam, Kepolisian Sektor (Polsek) Taman Sari
berhasil mengungkap kasus ini. Petugas pun akhirnya membebaskan Arifin
yang telah disekap selama satu bulan, dan Ahmad Zamani yang mengalami
penyekapan selama lima hari ini. Saat dibebaskan, keduanya mengaku hanya
hanya diberi makan sekali dalam kurun empat hari selama disekap.
Saat ditanya kronologi penyekapan, Arifin mengatakan bermula saat
dirinya menghadiri acara pertemuan dengan debt collector yang dipimpin
oleh Hendra. Hendra sendiri merupakan anak buah Jacky.
Selesai pertemuan tersebut, lanjut Arifin, dirinya bersama dengan enam
orang rombongan Hendra dipaksa datang ke lokasi penyekapan. Dirinya
dipaksa menandatangani surat pernyataan, yang mengharuskan dirinya
membayar utang sebesar Rp 500 juta.
"Saya dipaksa menandatangani sambil ditodong pistol dan pisau," ujar dia.
Berikut 5 cerita sadis penyekapan di Taman Sari.
1. Mau dibunuh, mayat dibuang di tol
Ahmad Zamani mengaku seperti mengalami kehidupan kedua, setelah personel
kepolisian Polsek Metro Taman Sari membebaskan dirinya dan Arifin.
Ahmad Zaini awalnya tak menyangka kalau dirinya bisa bebas dari
penyekapan sadis ini. Dengan berlinang air mata, ia bersyukur dan
berterima kasih kepada petugas Polsek taman sari yang telah membebaskan
dirinya.
Saya benar-benar seperti hidup yang kedua kali. Saya benar-benar terima
kasih kepada polisi yang sudah membebaskan saya, kata pria yang
ditemukan dengan kondisi tangan terborgol yang disangkutkan ke sebuah
teralis ini.
Selama disekap sejak Jumat (13/9) lalu, Ahmad menuturkan salah seorang
tersangka penganiayaan, Riswanto alias Gagak yang saat ini telah
ditahan, mengancam akan membunuh dirinya pada Jumat (20/9) mendatang.
Dia mengancam akan membunuh saya, dan membuang mayat saya di pinggir
tol. Dia juga ngaku kalau dia sudah empat kali bunuh orang, papar
korban.
2. Kemaluan diolesi balsam
Selain mengalami kekerasan fisik berupa pemukulan dengan benda keras
seperti popor senapan, salah seorang korban penculikan dan penganiayaan,
Ahmad Zamani mengalami kekerasan pada alat kelaminnya. Dia mengaku,
kekerasan seperti itu tidak hanya sekali dialami.
Selain dipukul pakai senapan ini, kemaluan saya juga diolesi balsam,
kata Ahmad di Mapolsektro Taman Sari, Jakarta Barat, Rabu (18/9).
3. Kepala diketok pistol dan disundut rokok
Selama disekap, Ahmad Zamani dianiaya bahkan disundut rokok. Kepala saya
diketok pistol, disundut rokok, diikat pakai kabel, kata Zamani saat di
depan lokasi penyekapan, Rabu (18/9).
Ahmad mengaku memang memiliki utang pada seseorang untuk modal usahanya
yang sempat bangkrut. Selang beberapa saat, pemilik utang sudah
buru-buru menagih uang itu kembali.
Bisnis saya sedang bangkrut, saya sedang berusaha memulihkan. Tetapi
salah satu orang yang tidak sabar ingin segera uangnya kembali, katanya.
4. Disekap di tempat gelap dan diborgol
Berbeda dengan Ahmad Zamani, korban penyekapan lainnya Arifin
menuturkan, dirinya disekap di atas loteng dengan kondisi gelap dan
tangan terborgol. tidak hanya itu, ia juga kerap kali menerima pukulan
tiap harinya di bagian kepala dan ulu hati.
Tangan saya diborgol, kepala saya digetok berulang kali pakai pistol,
bagian dada juga sering di pukul, kalau di periksa mungkin ulu hati saya
mengalami luka dalam, kata Arifin usai berhasil dibebaskan polisi pada
Rabu (18/9) dini hari.
5. Mata ditutup
Peristiwa penyekapan yang dialami Arifin memang terbilang sadis. Selama
satu bulan lamanya dirinya berada di loteng atau atap lantai dua PT
Benteng Jaya Mandiri (BJM) yang gelap dengan kondisi mata tertutup.
Selama disekap, Arifin mengaku hanya diberi makan sekali dalam kurun
empat hari dengan menu seadanya. Saat makan itulah penutup mata dibuka,
dan akan kembali ditutup saat ia selesai menghabiskan makanya.
Selain itu ia juga mengaku kerap kali diancam akan dibunuh oleh pria
yang menganiayanya tersebut. Saya juga diancam dibunuh, makanya waktu
polisi datang saya takut, saya pikir saya mau dibunuh, apalagi mata saya
tertutup. saat dibuka saya lihat pria bawa senjata, taunya polisi, saya
senang sekali, ungkapnya.
SUMBER : http://www.lucgen.com/2013/09/5-cerita-sadis-korban-penyekapan-di.html