Pasangan yang bertengkar itu biasa. Tapi apa pun yang terjadi, hindarilah ucapan-ucapan ini ketika Anda bertengkar.
“Aku mau cerai saja”Pada
momen yang menegangkan, sangatlah mudah mengatakan sesuatu yang
sebenarnya tidak ingin Anda katakan. Seorang pakar pernikahan dan
keluarga yang bermarkas di Palm Beach, Florida, mengatakan, “Pernyataan
seperti ‘Aku sudah tidak kuat lagi dengan ini semua’ atau ‘Aku akan
meninggalkanmu’ akan menimbulkan ketidaknyamanan.”
“Aku selalu
mengatakan kepada para klien bahwa pernyataan semacam itu hanya bisa
diucapkan saat Anda memang siap menandatangani surat cerai,” kata Judi.
Jadi,
apa yang akan terjadi jika kata-kata semacam ini tidak sengaja terucap?
Minta maaf dan jelaskanlah bahwa ucapan seperti itu tidak akan terulang
lagi, namun akan butuh beberapa lama hingga pasangan Anda sepenuhnya
percaya kepada Anda. Dan mungkin Anda juga butuh waktu untuk menenangkan
diri.
“Aku nggak marah, kok”Mengapa Anda
bilang tidak marah, tapi kemudian membanting pintu, dan hanya
mengucapkan sepatah kata sebagai respons atas pertanyaannya? Karena Anda
tidak ingin marah, yang tidak sama dengan tidak marah. “Menutup pintu
dan mencoba untuk mengabaikan emosi kita merupakan reaksi yang umum saat
konflik,” ungkap Lisa Bahar, seorang pakar pernikahan dan keluarga di
Newport Beach, California. “Kita ingin diterima dan tidak ingin orang
lain marah kepada kita.”
Tidak hanya itu, terkadang sulit untuk
memahami mengapa Anda sangat kesal atau merasa bingung saat ia datang
terlambat tapi tidak memberitahu Anda, terutama jika Anda tidak peduli
alasan terlambatnya. Jika Anda ternyata tidak bisa mengungkapkan
kemarahan Anda ketika sedang berada di puncak kemarahan, maka akan
sangat tepat untuk menenangkan diri sejenak dan berbicara ketika keadaan
Anda sudah lebih baik, bahkan Anda bisa memberinya waktu untuk memahami
apa yang Anda rasakan.
“Kau sama saja seperti ayahmu” Jika
Anda tahu ia tidak suka dengan salah satu sifat ayahnya, kemungkinan
Anda tidak akan mengucapkan kata-kata ini karena hal tersebut jelas akan
menyakitinya, dan Anda tahu itu. Namun itu hanyalah salah satu alasan.
Pertama, dengan membandingkannya dengan ayahnya, Anda menyatakan bahwa
Anda tidak lagi melihat pasangan Anda seperti dirinya sendiri. "Semua
orang ingin dilihat sebagai seorang individu," ungkap Cineas. Kedua, ia
kemungkinan telah berusaha keras untuk menghindari sifat apa pun yang
Anda permasalahkan, yang akan segera membuatnya membela diri dan membawa
emosinya ke dalam sebuah argumen.
“Kau benar-benar brengsek/pengecut/sumpah serapah lainnya”Anehnya,
julukan juga bisa memicu pertengkaran sama parahnya dengan
menyamakannya dengan orang lain. Anda mengatakan kepadanya bahwa Anda
tidak lagi melihat dia sebagai dirinya yang sebenarnya, kata Amy
Johnson, Ph.D., seorang psikolog di Detroit. "Tidak hanya itu, tapi
julukan adalah tanda pasti bahwa emosi Anda mewarnai situasi ke titik di
mana tidak ada hal konstruktif yang akan terjadi. Bertengkar saat Anda
sedang dalam kondisi itu sama saja seperti bertengkar saat Anda sedang
mabuk, atau tidur selama satu jam — itu tidak akan membuat keadaan
menjadi lebih baik.” Sebaliknya, beri diri Anda waktu untuk menenangkan
diri dengan mengatakan kepada pasangan Anda bahwa Anda akan minum kopi
dan akan kembali dalam satu jam lagi. Dan pulanglah ke rumah ketika Anda
sudah berjanji akan pulang — jika tidak, mereka akan lebih marah lagi,
tambah Cineas.
“Lihat tuh, anak kita jadi menangis”Ketika
anak Anda mulai menangis, sepertinya Anda mulai membuat pasangan Anda
merasa bersalah, namun para ahli memperingatkan bahwa itu tidaklah
pantas untuk dilakukan, bahkan jika itu membuat Anda tampak seperti
pemenang. "Sebuah argumen tidak mungkin hanya dimiliki oleh satu orang,"
ungkap Cineas. Jika anak Anda mulai menangis, itu pertanda bahwa Anda
berdua semakin gusar. Lakukanlah gencatan senjata, tenangkan anak Anda
dan diri Anda sendiri, kemudian mulailah berbicara dengan tenang. Juga,
jika anak-anak Anda lebih besar lagi, janganlah menyembunyikan emosi
dari mereka. Sebaliknya, biarkan mereka tahu bahwa Anda berdua
kehilangan emosi, namun Anda masih saling mencintai, dan akan segera
mengatasinya, karena Anda selalu melakukannya di akhir permasalahan.
“Lagi-lagi kamu melakukan ini”Sedikit
berbeda pendapat bisa menjadi besar ketika kita membawa masalah itu
berulang-ulang, kata Cineas. "Ketika Anda sudah memaafkan seseorang atas
kesalahannya, itu berarti Anda tidak dapat menggunakannya sebagai
amunisi dalam pertengkaran berikutnya." Jika Anda terus-menerus membahas
masalah kecil yang sama, itu bisa menjadi tanda Anda harus melakukan
sesuatu yang berbeda. Jika dia selalu lupa untuk membersihkan perabot,
bukan berarti ia tidak melakukannya karena ingin bertengkar dengan Anda,
dia mungkin lupa dengan tugas itu. Pilihan termudah: Ambil alih
tugasnya dan beri ia sebuah tugas yang tidak mudah membuatnya lupa.
“Kamu selalu terlambat”Kesal
karena ia tiba lagi-lagi hampir setengah jam lewat dari janji makan
malam? Daripada menuduhnya atau membuatnya terdengar seperti dia tidak
akan pernah berubah, biarkan dia tahu mengapa datang tepat waktu
sangatlah penting untuk Anda, seperti saat Anda tidak ingin menghabiskan
sebagian malam kencan Anda berbincang dengan pelayan. Kemudian, cobalah
untuk menikmati malam. Lalu, ketika tak satu pun dari Anda merasa
gusar, Anda dapat bekerja sama untuk mencari tahu bagaimana cara untuk
menghindari keterlambatan yang menjadi masalah di masa depan (yakni
dengan mengirim SMS ke pasangan Anda agar ia berangkat lebih cepat dari
jadwal semula).
"Kenapa kamu tiba-tiba marah?”Ia
tiba-tiba kesal ketika Anda bertanya bagaimana hari ini di kantor, dan
sepertinya dia siap untuk marah besar. Namun, semakin Anda mendesaknya
dan mencari tahu apa yang terjadi, semakin besar kemungkinan Anda akan
terlibat dalam pertengkaran yang seharusnya tidak perlu terjadi. "Orang
biasanya marah ketika ia didesak, dan terkadang suasana hati mereka
lebih menentukan," kata Cineas. Bukan berarti Anda harus membiarkan
suasana hatinya yang sedang buruk harus menimpa Anda, dan jika ia sering
seperti ini, Anda dan dia perlu bicara serius tentang bagaimana dia
mengatasi kemarahannya,. Tetapi jika ia sedang dalam suasana hati yang
buruk sesekali ketika ia pulang ke rumah dari tempat kerja, atau setelah
timnya kalah dalam pertandingan besar, maka akan lebih baik jika
memberinya kenyamanan.
“Aku perlu bicara denganmu sekarang juga” Biasanya,
Anda menyampaikan kata-kata ini lewat SMS atau email, bukannya
berbicara langsung. Tetapi jika Anda berdua sedang di tempat yang
berbeda dan Anda merasa pertengkaran akan terjadi, maka hal terbaik yang
seharusnya Anda lakukan adalah menahan apa yang ada di pikiran Anda,
setidaknya sampai Anda bisa berbicara langsung.
Untuk yang satu
ini, Anda bisa salah membaca niat masing-masing. Sebagai contoh, Anda
mungkin berpikir setengah jam tanpa respons berarti dia mengabaikan
Anda, tapi dia mungkin saja sedang ada rapat. "Bersepakat untuk tidak
bertengkar melalui email atau SMS merupakan cara yang terbaik karena
Anda bisa mengatakan dengan baik apa yang ingin Anda katakan saat
pertemuan tatap muka, di titik saat Anda berdua harus sudah sedikit
tenang," kata Dr. Johnson.
“Ini semua salahmu”Dia
adalah orang yang mengatakan bahwa tidak apa untuk sampai ke bandara
satu jam sebelum lepas landas. Sedangkan Anda ingin agar sampai di
bandara dua jam sebelumnya, hanya untuk jaga-jaga. Dan akhirnya Anda
berdua ketinggalan penerbangan tersebut. Anda marah, tapi itu tidak
membuatnya cukup senang. Jadi, dari pada menempatkan kesalahan pada
dirinya, cari tahu dulu apa yang dapat Anda lakukan untuk memecahkan
masalah, kemudian jelaskan bagaimana perilakunya membuat Anda merasa
kesal.
Katakan sesuatu seperti, "Aku merasa kamu tidak
mendengarkan aku, mungkin idemu bagus, tapi aku sudah mengatakannya
sebelumnya untuk datang lebih awal lagi," tunjukkan bahwa Anda menerima
tanggung jawab Anda dalam situasi tersebut, dan juga membuka jalan
untuk berbicara tentang cara menghindari masalah ini di masa datang.
sumber : http://id.she.yahoo.com/10-hal-yang-sebaiknya-tidak-diucapkan-ketika-bertengkar-dengan-suami-191817969.html