Selasa, 17 September 2013

10 Hal yang Sebaiknya Tidak Diucapkan Ketika Bertengkar Dengan Suami


10 Hal yang Sebaiknya Tidak Diucapkan Ketika Bertengkar Dengan Suami

Pasangan yang bertengkar itu biasa. Tapi apa pun yang terjadi, hindarilah ucapan-ucapan ini ketika Anda bertengkar.
Photo by: iStockphotoYou've been arguing  If you two have been arguing a lot your spouse may be walking on egg shells these days. Maintaining distance may be their attempt to avoid getting into another argument.

“Aku mau cerai saja”
Pada momen yang menegangkan, sangatlah mudah mengatakan sesuatu yang sebenarnya tidak ingin Anda katakan. Seorang pakar pernikahan dan keluarga yang bermarkas di Palm Beach, Florida, mengatakan, “Pernyataan seperti ‘Aku sudah tidak kuat lagi dengan ini semua’ atau ‘Aku akan meninggalkanmu’ akan menimbulkan ketidaknyamanan.”

“Aku selalu mengatakan kepada para klien bahwa pernyataan semacam itu hanya bisa diucapkan saat Anda memang siap menandatangani surat cerai,” kata Judi.

Jadi, apa yang akan terjadi jika kata-kata semacam ini tidak sengaja terucap? Minta maaf dan jelaskanlah bahwa ucapan seperti itu tidak akan terulang lagi, namun akan butuh beberapa lama hingga pasangan Anda sepenuhnya percaya kepada Anda. Dan mungkin Anda juga butuh waktu untuk menenangkan diri.

“Aku nggak marah, kok”
Mengapa Anda bilang tidak marah, tapi kemudian membanting pintu, dan hanya mengucapkan sepatah kata sebagai respons atas pertanyaannya? Karena Anda tidak ingin marah, yang tidak sama dengan tidak marah. “Menutup pintu dan mencoba untuk mengabaikan emosi kita merupakan reaksi yang umum saat konflik,” ungkap Lisa Bahar, seorang pakar pernikahan dan keluarga di Newport Beach, California. “Kita ingin diterima dan tidak ingin orang lain marah kepada kita.”

Tidak hanya itu, terkadang sulit untuk memahami mengapa Anda sangat kesal atau merasa bingung saat ia datang terlambat tapi tidak memberitahu Anda, terutama jika Anda tidak peduli alasan terlambatnya. Jika Anda ternyata tidak bisa mengungkapkan kemarahan Anda ketika sedang berada di puncak kemarahan, maka akan sangat tepat untuk menenangkan diri sejenak dan berbicara ketika keadaan Anda sudah lebih baik, bahkan Anda bisa memberinya waktu untuk memahami apa yang Anda rasakan.

“Kau sama saja seperti ayahmu”
Jika Anda tahu ia tidak suka dengan salah satu sifat ayahnya, kemungkinan Anda tidak akan mengucapkan kata-kata ini karena hal tersebut jelas akan menyakitinya, dan Anda tahu itu. Namun itu hanyalah salah satu alasan. Pertama, dengan membandingkannya dengan ayahnya, Anda menyatakan bahwa Anda tidak lagi melihat pasangan Anda seperti dirinya sendiri. "Semua orang ingin dilihat sebagai seorang individu," ungkap Cineas. Kedua, ia kemungkinan telah berusaha keras untuk menghindari sifat apa pun yang Anda permasalahkan, yang akan segera membuatnya membela diri dan membawa emosinya ke dalam sebuah argumen.

“Kau benar-benar brengsek/pengecut/sumpah serapah lainnya”
Anehnya, julukan  juga bisa memicu pertengkaran sama parahnya dengan menyamakannya dengan orang lain. Anda mengatakan kepadanya bahwa Anda tidak lagi melihat dia sebagai dirinya yang sebenarnya, kata Amy Johnson, Ph.D., seorang psikolog di Detroit. "Tidak hanya itu, tapi julukan adalah tanda pasti bahwa emosi Anda mewarnai situasi ke titik di mana tidak ada hal konstruktif yang akan terjadi. Bertengkar saat Anda sedang dalam kondisi itu sama saja seperti bertengkar saat Anda sedang mabuk, atau tidur selama satu jam — itu tidak akan membuat keadaan menjadi lebih baik.” Sebaliknya, beri diri Anda waktu untuk menenangkan diri dengan mengatakan kepada pasangan Anda bahwa Anda akan minum kopi dan akan kembali dalam satu jam lagi. Dan pulanglah ke rumah ketika Anda sudah berjanji akan pulang — jika tidak, mereka akan lebih marah lagi, tambah Cineas.

“Lihat tuh, anak kita jadi menangis”
Ketika anak Anda mulai menangis, sepertinya Anda mulai membuat pasangan Anda merasa bersalah, namun para ahli memperingatkan bahwa itu tidaklah pantas untuk dilakukan, bahkan jika itu membuat Anda tampak seperti pemenang. "Sebuah argumen tidak mungkin hanya dimiliki oleh satu orang," ungkap Cineas. Jika anak Anda mulai menangis, itu pertanda bahwa Anda berdua semakin gusar. Lakukanlah gencatan senjata, tenangkan anak Anda dan diri Anda sendiri, kemudian mulailah berbicara dengan tenang. Juga, jika anak-anak Anda lebih besar lagi, janganlah menyembunyikan emosi dari mereka. Sebaliknya, biarkan mereka tahu bahwa Anda berdua kehilangan emosi, namun Anda masih saling mencintai, dan akan segera mengatasinya, karena Anda selalu melakukannya di akhir permasalahan.

“Lagi-lagi kamu melakukan ini”
Sedikit berbeda pendapat bisa menjadi besar ketika kita membawa masalah itu berulang-ulang, kata Cineas. "Ketika Anda sudah memaafkan seseorang atas kesalahannya, itu berarti Anda tidak dapat menggunakannya sebagai amunisi dalam pertengkaran berikutnya." Jika Anda terus-menerus membahas masalah kecil yang sama, itu bisa menjadi tanda Anda harus melakukan sesuatu yang berbeda. Jika dia selalu lupa untuk membersihkan perabot, bukan berarti ia tidak melakukannya karena ingin bertengkar dengan Anda, dia mungkin lupa dengan tugas itu. Pilihan termudah: Ambil alih tugasnya dan beri ia sebuah tugas yang tidak mudah membuatnya lupa.

“Kamu selalu terlambat”
Kesal karena ia tiba lagi-lagi hampir setengah jam lewat dari janji makan malam? Daripada menuduhnya atau membuatnya terdengar seperti dia tidak akan pernah berubah, biarkan dia tahu mengapa datang tepat waktu sangatlah penting untuk Anda, seperti saat Anda tidak ingin menghabiskan sebagian malam kencan Anda berbincang dengan pelayan. Kemudian, cobalah untuk menikmati malam. Lalu, ketika tak satu pun dari Anda merasa gusar, Anda dapat bekerja sama untuk mencari tahu bagaimana cara untuk menghindari keterlambatan yang menjadi masalah di masa depan (yakni dengan mengirim SMS ke pasangan Anda agar ia berangkat lebih cepat dari jadwal semula).

"Kenapa kamu tiba-tiba marah?”
Ia tiba-tiba kesal ketika Anda bertanya bagaimana hari ini di kantor, dan sepertinya dia siap untuk marah besar. Namun, semakin Anda mendesaknya dan mencari tahu apa yang terjadi, semakin besar kemungkinan Anda akan terlibat dalam pertengkaran yang seharusnya tidak perlu terjadi. "Orang biasanya marah ketika ia didesak, dan terkadang suasana hati mereka lebih menentukan," kata Cineas. Bukan berarti Anda harus membiarkan  suasana hatinya yang sedang buruk harus menimpa Anda, dan jika ia sering seperti ini, Anda dan dia perlu bicara serius tentang bagaimana dia mengatasi kemarahannya,. Tetapi jika ia sedang dalam suasana hati yang buruk sesekali ketika ia pulang ke rumah dari tempat kerja, atau setelah timnya kalah dalam pertandingan besar, maka akan lebih baik jika memberinya kenyamanan.

“Aku perlu bicara denganmu sekarang juga”
Biasanya, Anda menyampaikan kata-kata ini lewat SMS atau email, bukannya berbicara langsung. Tetapi jika Anda berdua sedang di tempat yang berbeda dan Anda merasa pertengkaran akan terjadi, maka hal terbaik yang seharusnya Anda lakukan adalah menahan apa yang ada di pikiran Anda, setidaknya sampai Anda bisa berbicara langsung.

Untuk yang satu ini, Anda bisa salah membaca niat masing-masing. Sebagai contoh, Anda mungkin berpikir setengah jam tanpa respons berarti dia mengabaikan Anda, tapi dia mungkin saja sedang ada rapat. "Bersepakat untuk tidak bertengkar melalui email atau SMS merupakan cara yang terbaik karena Anda bisa mengatakan dengan baik apa yang ingin Anda katakan saat pertemuan tatap muka, di titik saat Anda berdua harus sudah sedikit tenang," kata Dr. Johnson.

“Ini semua salahmu”
Dia adalah orang yang mengatakan bahwa tidak apa untuk sampai ke bandara satu jam sebelum lepas landas. Sedangkan Anda ingin agar sampai di bandara dua jam sebelumnya, hanya untuk jaga-jaga. Dan akhirnya Anda berdua ketinggalan penerbangan tersebut. Anda marah, tapi itu tidak membuatnya cukup senang. Jadi, dari pada menempatkan kesalahan pada dirinya, cari tahu dulu apa yang dapat Anda lakukan untuk memecahkan masalah, kemudian jelaskan bagaimana perilakunya membuat Anda merasa kesal.

Katakan sesuatu seperti, "Aku merasa kamu tidak mendengarkan aku, mungkin idemu bagus, tapi aku sudah mengatakannya sebelumnya untuk datang lebih awal lagi," tunjukkan bahwa Anda menerima tanggung jawab Anda dalam situasi tersebut, dan juga membuka jalan untuk berbicara tentang cara menghindari masalah ini di masa datang.
sumber : http://id.she.yahoo.com/10-hal-yang-sebaiknya-tidak-diucapkan-ketika-bertengkar-dengan-suami-191817969.html

0 komentar:

Posting Komentar

Update Terbaru

Blogger Widget Get This Widget -

Semua Ada di Sekitar Kita