SEMARANG - Salah satu peran guru mata pelajaran Agama, harus mampu
membendung radikalisme agama yang kini kerap terjadi di negeri ini.
Hal itu ditekankan karena para pelajar sekolah sudah banyak yang terpengaruh oleh tindak kekerasan atas nama agama. Hal itu disampaikan Ketua LPTK Rayon 206 IAIN Walisongo Semarang Dr H Suja'i, dalam upacara penyerahan sertifikat pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG) tahap II di kampus tersebut, kemarin.
Menurutnya, untuk mengantisipasi kegiatan radikal tersebut, guru Agama, khususnya yang sudah bersertifikat, harus mampu membina karakter siswa. ''Dalam konteks pembelajaran, guru sebaiknya menyisipkan pendidikan inklusif dalam mata pelajaran Agama kepada siswanya. Budaya damai terhadap sesama, saling menghormati antaragama sangat penting dalam menciptakan kedamaian dunia,'' ungkapnya.
Lebih Profesional Lebih lanjut Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang itu menjelaskan, agama Islam adalah agama damai yang menjunjung tinggi persatuan, kesatuan, dan nasionalisme. Karena itu, gerakan radikal yang mengatasnamakan Islam harus dikikis agar tidak memengaruhi generasi muda. Karena itu, guru agama berperan penting dalam hal ini. ''Karena sudah mengantongi sertifikat maka harus lebih profesional, terutama dalam membimbing para peserta didik,'' tuturnya. Adapun mereka yang menerima sertifikat profesi itu adalah 2.255 guru Agama Islam dari sembilan daerah, yaitu Pati, Demak, Kendal, Batang, Sragen, Temanggung, Kebumen, Wonosobo, dan Kota Semarang.
Sementara itu, Pembantu Rektor IV IAIN Walisongo Semarang Dr H Sholihan MA menambahkan, dalam dunia pendidikan seharusnya perlu ditambahkan kurikulum pendidikan inklusif atau pendidikan toleransi kepada peserta didik untuk menciptakan kedamaian di Indonesia. Dengan adanya sertifikasi guru ini, lanjut dia, diharapkan guru Agama lebih mengedepankan penggemblengan etika, moral, dan karakter siswa sehingga peserta didik menjadi manusia yang berbudi pekerti baik. (K3-60) (/)
Hal itu ditekankan karena para pelajar sekolah sudah banyak yang terpengaruh oleh tindak kekerasan atas nama agama. Hal itu disampaikan Ketua LPTK Rayon 206 IAIN Walisongo Semarang Dr H Suja'i, dalam upacara penyerahan sertifikat pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG) tahap II di kampus tersebut, kemarin.
Menurutnya, untuk mengantisipasi kegiatan radikal tersebut, guru Agama, khususnya yang sudah bersertifikat, harus mampu membina karakter siswa. ''Dalam konteks pembelajaran, guru sebaiknya menyisipkan pendidikan inklusif dalam mata pelajaran Agama kepada siswanya. Budaya damai terhadap sesama, saling menghormati antaragama sangat penting dalam menciptakan kedamaian dunia,'' ungkapnya.
Lebih Profesional Lebih lanjut Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang itu menjelaskan, agama Islam adalah agama damai yang menjunjung tinggi persatuan, kesatuan, dan nasionalisme. Karena itu, gerakan radikal yang mengatasnamakan Islam harus dikikis agar tidak memengaruhi generasi muda. Karena itu, guru agama berperan penting dalam hal ini. ''Karena sudah mengantongi sertifikat maka harus lebih profesional, terutama dalam membimbing para peserta didik,'' tuturnya. Adapun mereka yang menerima sertifikat profesi itu adalah 2.255 guru Agama Islam dari sembilan daerah, yaitu Pati, Demak, Kendal, Batang, Sragen, Temanggung, Kebumen, Wonosobo, dan Kota Semarang.
Sementara itu, Pembantu Rektor IV IAIN Walisongo Semarang Dr H Sholihan MA menambahkan, dalam dunia pendidikan seharusnya perlu ditambahkan kurikulum pendidikan inklusif atau pendidikan toleransi kepada peserta didik untuk menciptakan kedamaian di Indonesia. Dengan adanya sertifikasi guru ini, lanjut dia, diharapkan guru Agama lebih mengedepankan penggemblengan etika, moral, dan karakter siswa sehingga peserta didik menjadi manusia yang berbudi pekerti baik. (K3-60) (/)
0 komentar:
Posting Komentar