Senin, 24 Desember 2012
Tonns Compsell, Disarankan untuk lembaga
pendidikan meningkatkan motivasi anak-anak belajar Matematika ketimbang
memaksa menghafal cara menyelesaikan soal Matematika.
Seberapa baik nilai Matematika seseorang bergantung pada motivasi untuk mempelajarinya, bukan perkara kemampuannya berhitung. Demikian hasil studi yang dilansir di jurnal Child Development, awal minggu lalu.
Walau kecerdasan alami adalah hal penting dalam kompetensi matematis seseorang, namun motivasi dan kemauan belajarlah yang menentukan nilai akhir/kemampuan berhitung seseorang, demikian kata Kou Murayama, periset posdoktoral sekaligus peneliti psikologi di University of California, Los Angeles, AS.
Kesimpulan ini didapat para peneliti setelah melangsungkan penelitian terhadap kemampuan Matematika 3.520 anak-anak di kelas 5-10, dikombinasikan dengan motivasi anak-anak, kemampuan belajar, serta kecerdasan untuk memprediksi perkembangan jangka panjang prestasi Matematika anak-anak dalam periode 5 tahunan.
Dirangkum, walau kecerdasan memiliki korelasi penting dalam prestasi matematika anak-anak, namun, hal ini hanya bisa mengukur perkiraan inisial kompetensi terhadap mata pelajaran tersebut.
Namun, studi ini menunjukkan, tambahan kemauan dan kebiasaan belajar adalah faktor-faktor penting dalam menentukan kebisaan anak atau pemahaman terhadap konsep Matematika.
Ditemukan para peneliti, murid-murid yang merasa kompeten, termotivasi, dan menggunakan kemampuannya untuk merangkum, menjelaskan, serta menemukan hubungan subyek materi pembelajaran satu dengan materi pembelajaran lainnya bisa menghindari kebiasaan menghafal, dan menunjukkan pemahaman serta nilai Matematika yang lebih baik.
Kebalikannya, periset tak menemukan adanya hubungan antara kecerdasan alami, yang dinilai lewat tes IQ, dengan peningkatan kemampuan Matematika anak-anak.
"Studi kami menyimpulkan, kompetensi anak-anak dalam mempelajari Matematika berkait dengan faktor yang bisa dikembangkan lewat lembaga pendidikan. Program pendidikan sebaiknya mengutamakan bagaimana memotivasi keinginan anak untuk belajar matematika, karena hasil penelitian ini menunjukkan, ini lebih penting dalam kemajuan kompetensi Matematika anak-anak," jelas Murayama. (Sumber)
Seberapa baik nilai Matematika seseorang bergantung pada motivasi untuk mempelajarinya, bukan perkara kemampuannya berhitung. Demikian hasil studi yang dilansir di jurnal Child Development, awal minggu lalu.
Walau kecerdasan alami adalah hal penting dalam kompetensi matematis seseorang, namun motivasi dan kemauan belajarlah yang menentukan nilai akhir/kemampuan berhitung seseorang, demikian kata Kou Murayama, periset posdoktoral sekaligus peneliti psikologi di University of California, Los Angeles, AS.
Kesimpulan ini didapat para peneliti setelah melangsungkan penelitian terhadap kemampuan Matematika 3.520 anak-anak di kelas 5-10, dikombinasikan dengan motivasi anak-anak, kemampuan belajar, serta kecerdasan untuk memprediksi perkembangan jangka panjang prestasi Matematika anak-anak dalam periode 5 tahunan.
Dirangkum, walau kecerdasan memiliki korelasi penting dalam prestasi matematika anak-anak, namun, hal ini hanya bisa mengukur perkiraan inisial kompetensi terhadap mata pelajaran tersebut.
Namun, studi ini menunjukkan, tambahan kemauan dan kebiasaan belajar adalah faktor-faktor penting dalam menentukan kebisaan anak atau pemahaman terhadap konsep Matematika.
Ditemukan para peneliti, murid-murid yang merasa kompeten, termotivasi, dan menggunakan kemampuannya untuk merangkum, menjelaskan, serta menemukan hubungan subyek materi pembelajaran satu dengan materi pembelajaran lainnya bisa menghindari kebiasaan menghafal, dan menunjukkan pemahaman serta nilai Matematika yang lebih baik.
Kebalikannya, periset tak menemukan adanya hubungan antara kecerdasan alami, yang dinilai lewat tes IQ, dengan peningkatan kemampuan Matematika anak-anak.
"Studi kami menyimpulkan, kompetensi anak-anak dalam mempelajari Matematika berkait dengan faktor yang bisa dikembangkan lewat lembaga pendidikan. Program pendidikan sebaiknya mengutamakan bagaimana memotivasi keinginan anak untuk belajar matematika, karena hasil penelitian ini menunjukkan, ini lebih penting dalam kemajuan kompetensi Matematika anak-anak," jelas Murayama. (Sumber)
0 komentar:
Posting Komentar