PERAWAN tidak menjadi tolak ukur dalam
kehidupan...Kata bijak yang belum tentu semua lelaki setuju. Hampir
semua lelaki menginginkan gadis yang masih perawan sebagai pasangan
hidupnya.
Di era jaman yang semakin modern ini, jaman pergaulan yang semakin
bebas. Mempertahankan keperawanan bukanlah hal yang mudah, banyak factor
yang dapat mendorong setiap pasangan untuk melakukan sex pra nikah
mulai dari tontonan televisi yang tidak jarang mempertunjukkan hal-hal
yang fulgar, blue film yang di jual bebas dan akses internet yang
semakin mudah dan murah.
Sudah jadi trend di jaman sekarang bahwa mempertahankan keperawanan
bukanlah suatu hal yang mutlak. Banyak lelaki yang manganggap bahwa
perawan bukanlah suatu keharusan untuk pasangan nikahnya kelak, sebagian
wanita pun berpikir kenapa saya harus mempertahankan keperawanan toh
banyak lelaki yang menganggap bahwa perawan bukanlah suatu keharusan,
perawan adalah nilai plus saja dan tidak perawan bukanlah suatu
kenistaan lagi.
Terkadang seorang lelaki bisa berwajah dua, ketika sedang pacaran
sering kali membuat bujuk rayu agar pasangannya mau menyerahkan
keperawanannya, walaupun belum tentu akan berlanjut ke jenjang
pernikahan. Ironisnya lelaki ketika menikah tidak mau menerima jika
pasangan sudah kehilangan selaput daranya.
lelaki akan merasa lebih terhormat jika gadis atau wanita yang
dinikahinya masih perawan saat melakukan hubungan intim atau hubungan
seks di malam pertama pernikahan.
Seorang gadis atau wanita yang diketahui sudah tidak perawan saat
hubungan intim atau hubungan seks di malam pertama pernikahan akan di
cap sebagai wanita murahan atau wanita yang tidak baik, karena tidak
bisa nenjaga keperawanannya.
Kebanyakan Lelaki akan merasa kecewa dan sakit hati bila gadis yang
dinikahinya ternyata sudah tidak perawan lagi pada saat hubungan intim
atau hubungan seks di malam pertama pernikahan.
Tidak jarang, gadis atau wanita yang ketahuan sudah tidak perawan
pada saat hubungan intim atau hubungan seks di malam pertama, akan
langsung dicerai oleh sang suami, karena merasa dikhianati dan merasa
dibodohi.
Sedangkan bagi pasangan yang tidak melakukan perceraian akan
berdampak pada kurangnya keharmonisan hubungan intim atau hubungan seks
selanjutnya, karena lelaki akan selalu mengingat ketidakperawanan
istrinya dan selalu kurang fokus.
Melihat permasalahan ini, siapa sebenarnya yang salah bila seorang
gadis atau wanita sudah tidak perawan saat dinikahi. Apakah gadis atau
wanita tersebut?
Umumnya gadis atau wanita yang sudah tidak perawan lagi adalah korban
dari rayuan maut lelaki yang tidak bertanggung jawab yang berjanji akan
menikahi sang gadis atau wanita bila menyerahkan kegadisan atau
keperawanannya.
Bila fenomena ini terus berkembang, siapakah yang patut
dipersalahkan? sang lelaki yang sering kali berwajah dua, atau sang
wanita yang begitu mudah kena bujuk rayu? lalu salahkah orang tua, guru,
dan pemerintah? (Sumber)
0 komentar:
Posting Komentar