Selasa, 25 Desember 2012

Kurikulum 2013: Penjurusan di SMA dihapus

Kliping HU KOMPAS Rabu 12 Desember 2012 Hal 12
Sistem penjurusan dalam jenjang sekolah menengah (SMA/SMK) diwacanakan akan diganti dengan sistem peminatan terbuka. Hal tersebut tertuang dalam draf kurikulum 2013 yang saat ini tengah memasuki masa uji publik.

Direktur Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hamid Muhammad, mengatakan dalam draf kurikulum baru yang rencananya diterapkan pada 2013, ditawarkan konsep peminatan terbuka khusus untuk jenjang sekolah menengah. 

"Jadi, siswa dapat memilih mata pelajaran sesuai minatnya, tidak lagi dibatasi penjurusan. Siswa yang belajar minat di IPA bukan berarti tidak bisa belajar ekonomi atau bahasa Jepang," kata Hamid, di Jakarta, Senin (3/12).

Menurut Hamid, konsep tersebut dilakukan agar para peserta didik tidak hanya terfokus mempelajari dan mendalami satu bidang kelimuan. "Harapannya, siswa dapat memperluas ilmu sebagai penunjang," terang Hamid.

Dengan sistem yang lama, yakni penjurusan, menutup kemungkinan bagi siswa untuk mempelajari bidang studi yang berada di luar jurusan. Padahal, bukan tidak mungkin siswa yang gemar IPA juga membutuhkan pelajaran bahasa Jepang untuk melanjutkan studinya di Jepang. Namun, rencana tersebut belum final, konsep tersebut juga dimasukkan ke draf kurikulum baru untuk dimintakan masukan dari masyarakat selama uji publik berlangsung. 

Sebagaimana diketahui, pemerintah berencana mengubah kurikulum mulai pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Draf tersebut telah disetujui Wapres, Boediono, sebagai Ketua Komite Pendidikan.

Draf yang telah disetujui tersebut kini tengah diujipublikkan sejak 29 November 2012. Uji Publik akan berlangsung selama tiga minggu, dan masyarakat dapat melihat isi draf tersebut di http://kurikulum2013.kemdikbud.go.id. 

"Kalau mereka tidak setuju dengan kelompok peminatan, silakan beri masukan dalam uji publik beserta alasannya. Silakan beri usulan," tegas Hamid.

Hamid menambahkan penerapan kurikulum baru akan berdampak pada kesiapan sarana prasarana, infrastruktur, serta kesiapan para guru. Sebab di lapangan, masih terjadi ketimpangan antara sekolah-sekolah yang ada di perkotaan dan sekolah-sekolah yang terdapat di daerah atau pelosok, khususnya terkait dengan ketersediaan dan kemampuan guru.

"Konsekuensinya pasti sarana-prasarananya karena tidak bisa menghitung rombongan belajarnya. Guru juga harus disiapkan. Guru yang mata pelajarannya kurang diminati juga akan berkurang. Tapi itu akan diatur lebih lanjut," jelas dia.

Pemetaan

Dalam kesempatan yang sama, mantan Dirjen PAUDNI itu juga mengungkapkan akan mengevaluasi keberadaan jurusan-jurusan di SMK. Akan dipetakan jurusan-jurusan apa saja yang mulai sepi peminat dan kurang diminati oleh dunia kerja dan industri.

"Kita akan lihat apa saja yang menurun peminatnya, apa karena dunia industri sudah tidak berminat, atau peluangnya besar tapi kompetensinya tidak sesuai. Bukan tidak mungkin nanti akan ada penutupan jurusan," imbuh dia.
Pihaknya akan mengundang industri guna melihat jurusan dan bidang apa saja yang masih dibutuhkan dalam kurun waktu sepuluh tahun ke depan. Dengan demikian, bidang yang memang masih memiliki prospek akan terus dipertahankan dan dikembangkan. 

Kemdikbud akan mempertahankan sejumlah jurusan yang merupakan basis dan kekhasan dari Indonesia, seperti pertanian, peternakan, perikanan, dan kelautan meskipun jarang peminatnya.

"Basis dan potensi Indonesia jangan dihilangkan, akan menjadi program afirmasi. Tapi program yang sudah bukan menjadi potensi negara kita, kita petakan. Kita ganti keahlian dengan yang lebih kompeten kalau sudah menurun," ujar Hamid.

Menanggapi draf kurikulum 2013, Wakil Ketua Komisi X DPR, Syamsul Bachri, berharap agar kurikulum yang sedang dirancang ulang oleh pemerintah sesuai dengan dinamika dan tantangan dunia pendidikan secara global. Kurikulum baru harus dapat membawa pendidikan di Indonesia lebih maju dan menciptakan generasi penerus yang dapat menjawab tantangan zaman.

"Revisi kurikulum itu harus sesuai dengan dinamika dan tantangan yang dihadapi oleh dunia pendidikan kita. Kurikulum tidak boleh memberatkan siswa, tapi harus mengarahkan siswa pada kemandirian dan kemampuan," kata Syamsul. (sumber : koran-jakarta.com )

0 komentar:

Posting Komentar

Update Terbaru

Blogger Widget Get This Widget -

Semua Ada di Sekitar Kita