Mungkin di Indonesia jual beli
sperma adalah hal yang tabu dan banyak yang menganggap terlarang, namun hal
tersebut justru menjadi salah satu komoditi ekspor paling laris di Amerika
Serikat.
Di negara Paman Sam sana, donor sperma adalah suatu hal yang tidak lagi tabu atau dilarang karena banyaknya wanita karir yang tidak ingin menikah namun ingin mempunyai anak.
Dari fenomena tersebut, banyak pria yang mendonorkan spermanya ke bank sperma atau juga menjualnya secara bebas. Bahkan boleh dibilang jual beli sperma untuk kaum-kaum penganut seksual heterogen ini menjadi salah satu ladang bisnis yang menggiurkan.
The Verge (02/04) melansir bahwa Amerika Serikat saat ini menjadi negara pengekspor sperma terbesar dunia.
Tentu saja, sebelum dapat mendonorkan atau menjual spermanya, para pria pemilik sperma tersebut harus melalui beberapa test yang disediakan oleh pihak penampung (bank sperma).
Memang, beberapa negara di Eropa khususnya, seperti Inggris telah melarang jual beli sperma seperti yang terjadi di Amerika Serikat, namun banyak juga wanita dari pelbagai negara yang justru tertarik untuk berbelanja sperma dari pria asal Paman Sam ini.
Uniknya, walaupun tersedia di negara tersebut, tidak semua orang yang mendonorkan atau menjual spermanya itu berasal dari Amerika Serikat. Banyak di antara mereka yang berasal dari negara lain dan mendonorkan atau menjualnya ke badan penampung atau bank sperma di Amerika Serikat seperti contohnya Seattle Sperm Bank.
Sampai sekarang, Kanada adalah negara terbesar pengimpor sperma dari Amerika Serikat. Bahkan di website European Sperm Bank USA, menyediakan informasi detail seputar pria yang mendonorkan atau menjual spermanya tersebut dan wanita yang akan membelinya dapat mempelajari latar belakang sang pemilik sebelum memutuskan untuk 'berbelanja.'
Dengan maraknya jual beli sperma seperti ini, akankah di kemudian hari banyak wanita yang hamil tanpa suami atau banyak anak yang lahir tanpa mengetahui siapa ayah mereka sebenarnya? sumber
Di negara Paman Sam sana, donor sperma adalah suatu hal yang tidak lagi tabu atau dilarang karena banyaknya wanita karir yang tidak ingin menikah namun ingin mempunyai anak.
Dari fenomena tersebut, banyak pria yang mendonorkan spermanya ke bank sperma atau juga menjualnya secara bebas. Bahkan boleh dibilang jual beli sperma untuk kaum-kaum penganut seksual heterogen ini menjadi salah satu ladang bisnis yang menggiurkan.
The Verge (02/04) melansir bahwa Amerika Serikat saat ini menjadi negara pengekspor sperma terbesar dunia.
Tentu saja, sebelum dapat mendonorkan atau menjual spermanya, para pria pemilik sperma tersebut harus melalui beberapa test yang disediakan oleh pihak penampung (bank sperma).
Memang, beberapa negara di Eropa khususnya, seperti Inggris telah melarang jual beli sperma seperti yang terjadi di Amerika Serikat, namun banyak juga wanita dari pelbagai negara yang justru tertarik untuk berbelanja sperma dari pria asal Paman Sam ini.
Uniknya, walaupun tersedia di negara tersebut, tidak semua orang yang mendonorkan atau menjual spermanya itu berasal dari Amerika Serikat. Banyak di antara mereka yang berasal dari negara lain dan mendonorkan atau menjualnya ke badan penampung atau bank sperma di Amerika Serikat seperti contohnya Seattle Sperm Bank.
Sampai sekarang, Kanada adalah negara terbesar pengimpor sperma dari Amerika Serikat. Bahkan di website European Sperm Bank USA, menyediakan informasi detail seputar pria yang mendonorkan atau menjual spermanya tersebut dan wanita yang akan membelinya dapat mempelajari latar belakang sang pemilik sebelum memutuskan untuk 'berbelanja.'
Dengan maraknya jual beli sperma seperti ini, akankah di kemudian hari banyak wanita yang hamil tanpa suami atau banyak anak yang lahir tanpa mengetahui siapa ayah mereka sebenarnya? sumber
0 komentar:
Posting Komentar