Setelah terbongkarnya penyadapan telepon dan internet, kini pemerintah Amerika Serikat kembali diguncang dengan dibeberkannya memo kedutaan besar mereka di luar negeri. Dalam memo tersebut, Kedubes AS di beberapa negara dikatakan menutup-nutupi perilaku busuk diplomatnya.
Diberitakan Reuters, Rabu 12 Juni 2013, memo ini pertama kali dipublikasikan oleh CBS News dari sumber di dalam Kementerian Luar Negeri AS pekan ini. Memo ini merupakan memo internal Kementerian Luar Negeri AS yang diduga ditulis oleh mantan Duta Besar AS untuk Myanmar Larry M. Dinger yang saat itu bertugas sebagai auditor untuk Biro Keamanan Diplomat Kemlu AS.
Dalam memo itu tercantum delapan pelanggaran oleh pekerja Kemlu AS di luar negeri, mulai dari menyewa pelacur di bawah umur hingga soal narkoba yang dipesan masuk ke kedubes melalui jaringan obat bius bawah tanah. Berbagai peristiwa ini terjadi saat Hillary Clinton menjabat sebagai menteri luar negeri AS.
Di memo itu juga dikatakan bahwa seluruh penyelidikan terhadap pelanggaran-pelanggaran itu dihalang-halangi atau dipersulit oleh pihak Kedubes.
Di antara contohnya dalam memo disebutkan bahwa seorang duta besar AS aktif yang tidak disebutkan namanya sering melucuti pengamanannya untuk pergi ke taman menyewa pelacur, bahkan perempuan di bawah umur. Saat hendak diselidiki tuduhan ini, tulis memo, asisten menlu untuk manajemen Patrick Kennedy melarangnya.
Walaupun CBS tidak menyebutkan siapa dubes yang dimaksud, namun Dubes AS untuk Belgia Howard Gutman mengeluarkan pernyataan membantahnya. Dia mengatakan bahwa tuduhan itu tidak berdasar.
Diberitakan Reuters, Rabu 12 Juni 2013, memo ini pertama kali dipublikasikan oleh CBS News dari sumber di dalam Kementerian Luar Negeri AS pekan ini. Memo ini merupakan memo internal Kementerian Luar Negeri AS yang diduga ditulis oleh mantan Duta Besar AS untuk Myanmar Larry M. Dinger yang saat itu bertugas sebagai auditor untuk Biro Keamanan Diplomat Kemlu AS.
Dalam memo itu tercantum delapan pelanggaran oleh pekerja Kemlu AS di luar negeri, mulai dari menyewa pelacur di bawah umur hingga soal narkoba yang dipesan masuk ke kedubes melalui jaringan obat bius bawah tanah. Berbagai peristiwa ini terjadi saat Hillary Clinton menjabat sebagai menteri luar negeri AS.
Di memo itu juga dikatakan bahwa seluruh penyelidikan terhadap pelanggaran-pelanggaran itu dihalang-halangi atau dipersulit oleh pihak Kedubes.
Di antara contohnya dalam memo disebutkan bahwa seorang duta besar AS aktif yang tidak disebutkan namanya sering melucuti pengamanannya untuk pergi ke taman menyewa pelacur, bahkan perempuan di bawah umur. Saat hendak diselidiki tuduhan ini, tulis memo, asisten menlu untuk manajemen Patrick Kennedy melarangnya.
Walaupun CBS tidak menyebutkan siapa dubes yang dimaksud, namun Dubes AS untuk Belgia Howard Gutman mengeluarkan pernyataan membantahnya. Dia mengatakan bahwa tuduhan itu tidak berdasar.
"Saya tinggal di taman cantik di Brussels, kalau berjalan-jalan di lokasi itu, tidak mungkin saya melakukan tindakan yang tidak pantas," kata dia.
Contoh pelanggaran lainnya adalah penyerangan seksual terhadap warga negara asing yang bekerja sebagai petugas keamanan Kedubes AS Di Beirut, Lebanon. Penyerangnya, warga negara AS pejabat keamanan Kedubes, disebut pernah melakukan hal serupa di Bagdad, Khartoum dan Monrovia. Ketika hendak diselidiki, penyelidik tidak diberikan waktu yang cukup untuk menyelesaikan pekerjaan mereka.
Di Irak, dalam memo dikatakan bahwa jaringan pengedar narkoba bawah tanah bekerja di dekat Kedubes AS dan memasok obat bius untuk petugas keamanan Kedubes. Tapi penyelidikan kasus ini dipersulit oleh pejabat di dalamnya.
Tuduhan lainnya ditujukan terhadap pasukan keamanan Clinton saat berkunjung ke luar negeri. Dikatakan bahwa anggota pasukan keamanan tersebut menyewa pelacur saat berkunjung ke berbagai negara. Inspektur jenderal yang ditugaskan menyelidiki masalah ini menyimpulkan bahwa masalah prostitusi telah mewabah.
Terbongkarnya memo ini tidak ayal menambah borok Amerika Serikat di mata warganya. Sebelumnya, pemerintahan Barack Obama dikecam lantaran menyadap telepon dan internet jutaan warganya. AS berdalih, cara ini digunakan demi keamanan negara.
Contoh pelanggaran lainnya adalah penyerangan seksual terhadap warga negara asing yang bekerja sebagai petugas keamanan Kedubes AS Di Beirut, Lebanon. Penyerangnya, warga negara AS pejabat keamanan Kedubes, disebut pernah melakukan hal serupa di Bagdad, Khartoum dan Monrovia. Ketika hendak diselidiki, penyelidik tidak diberikan waktu yang cukup untuk menyelesaikan pekerjaan mereka.
Di Irak, dalam memo dikatakan bahwa jaringan pengedar narkoba bawah tanah bekerja di dekat Kedubes AS dan memasok obat bius untuk petugas keamanan Kedubes. Tapi penyelidikan kasus ini dipersulit oleh pejabat di dalamnya.
Tuduhan lainnya ditujukan terhadap pasukan keamanan Clinton saat berkunjung ke luar negeri. Dikatakan bahwa anggota pasukan keamanan tersebut menyewa pelacur saat berkunjung ke berbagai negara. Inspektur jenderal yang ditugaskan menyelidiki masalah ini menyimpulkan bahwa masalah prostitusi telah mewabah.
Terbongkarnya memo ini tidak ayal menambah borok Amerika Serikat di mata warganya. Sebelumnya, pemerintahan Barack Obama dikecam lantaran menyadap telepon dan internet jutaan warganya. AS berdalih, cara ini digunakan demi keamanan negara.
sumber : http://dunia.news.viva.co.id/news/read/420209-dari-pelacur-hingga-narkoba--pelanggaran-di-kedubes-as-terbongkar
0 komentar:
Posting Komentar