Nama Klewang mendadak ramai dibicarakan publik sepekan belakangan. Bukan karena prestasi. Tapi justru karena aksi kriminal yang dilakukan bersama para pengikutnya di Pekanbaru, Riau. Sebagai Panglima Besar Geng Motor XTC alias Exalt to Coitus, kata polisi, Klewang juga mengendalikan lima kelompok lain. Hingga Jumat 17 Mei 2013, polisi masih memburu sejumlah anggota kelompok.
Yang membuat kita semua
miris adalah Klewang juga mempunyai geng motor khusus perempuan. Namanya
terkesan imut tapi mengetarkan musuh. Sinchan alias Sindikat Hantu
Nekat. Yang satu namanya agak berbau dunia malam, Laser alias Ladies
Sexy Road.
Anggota geng motor khusus kaum hawa itu 100 orang. Kegiatan mereka kebut-kebutan dan melakukan kejahatan. Dalam operasi Kamis 16 Mei 2013, polisi menangkap dua perempuan yang diduga kuat anggota geng motor ini. Mereka adalah UM (16) alias Umi dan YE (15), anggota geng Ladies Sexy Road atau Laser. Menurut UM, anggota geng motor Laser berada di bawah si Sinchan.
Kapolresta Pekanbaru, Komisaris Besar Adang Ginanjar, mengatakan keduanya ditangkap karena terlibat dalam sejumlah aksi perusakan. "Mereka terekam kamera CCTV melakukan beberapa aksi perusakan, termasuk salah satunya perusakan di warnet," ujar Kombes Adang kepada VIVAnews, Jumat 17 Mei 2013.
Bahkan, kata Adang, tersangka Umi sudah pernah ditangkap dan ditahan sebelumnya lantaran aksi yang sama. "Umi sudah dua kali terlibat merusak traffic light dan mobil. Sempat ditahan selama dua bulan, kira-kira delapan bulan lalu," katanya.
Adang mengatakan di dalam geng Sinchan dan Laser, juga terdapat anggota laki-laki. Meski tak banyak seperti geng motor bawahan Klewang lainnya, peran anggota laki-laki di sini adalah untuk membantu dalam aksi teror dan perusakan.
Selain itu, anggota geng motor Sinchan dan Laser mayoritas adalah kekasih dari para anggota geng motor XTC. "Anggotanya diambil dari pacar-pacar geng motor bentukan Klewang," jelas Adang. Hingga kini keterlibatan para anggota geng motor perempuan ini terus didalami pihak kepolisian. Ketua geng motor itu pun saat ini masih terus disidik polisi.
Perekrutan anggota geng ini cukup berliku dan susah. Untuk dapat masuk ke dalam kelompok yang konon katanya disegani dan ditakuti di Pekanbaru ini, harus melewati beberapa tahap. Para remaja putri yang ingin menjadi anggota geng motor Sinchan dan Laser harus bersedia digauli oleh Klewang. Ini sebagai syarat masuk lingkaran geng motor XTC.
Dalam keterangan kepada polisi, Umi membenarkan kelakuan si Panglima Klewang itu. "Kalau cewek masuk geng Laser itu harus berhubungan intim dulu sama dia (Klewang). Ada teman yang sampai pacaran dengan Klewang itu," katanya.
Aktivitas amoral para anggota geng motor itu juga terbongkar saat polisi menangkap YE dan menyita barang bukti telepon genggam tersangka. Lebih dari itu, ternyata dalam telepon genggam tersebut terdapat rekaman video seks bebas sesama geng motor.
Hasil keterangan YE kepada polisi, dia mengaku juga pernah berhubungan intim dengan geng motor di kelompoknya. Perbuatan amoral ini mereka lakukan di barak pekerja yang sudah ditinggalkan milik PT Wijaya Karya (Wika) di kawasan Stadion Utama Riau di kompleks Universitas Riau. Tempat itu juga menjadi markas geng motor XTC dan di sini juga Klewang ditangkap.
Geng Motor Cewek di Bali
Sebelum kasus kejahatan Geng Motor XTC melejit ke media, pada Februari 2012, publik sempat digegerkan dengan sebuah video pengeroyokan seorang remaja putri di Bali yang diunggah lewat jejaring sosial dan situs YouTube. Pelakunya adalah geng motor yang menyebut dirinya Cewek Macho Performance (CMP). Korbannya tak lain anggota geng itu sendiri berinisial KA, 16 tahun.
KA mengakui dia yang ada di video berdurasi 5 menit 37 detik itu. Kejadian itu terjadi pada Desember 2011. Menurut KA, dia bergabung dengan geng itu sejak awal tahun 2011, sebelum dianiaya.
Adapun pelaku perbuatan itu adalah tujuh remaja yakni OK, yang menjadi Ketua CMP, kemudian OKK, MR, RNI, RNA, GD, dan WL. Mereka berusia 16 hingga 17 tahun dan sebagian besar sudah tidak bersekolah.
Kronologinya berawal ketika KA dijemput dua di antara pelaku dengan menggunakan sepeda motor untuk bertemu di sebuah lahan kosong di Denpasar. Di situlah dia diinterogasi soal jaket. Penganiayaan sepertinya telah direncanakan dengan adanya gunting dan botol bir yang sudah disiapkan sebelumnya.
KA dikerubuti beberapa teman wanitanya. Dari pembicaraan dengan bahasa Indonesia campur Bali itu, terdengar seorang dari mereka menagih uang sebesar Rp200 ribu kepada korban dengan menggunakan bahasa Bali dan Indonesia. Setelah itu, sejumlah pukulan dilayangkan ke muka korban yang berbaju ungu dan hanya bisa menangis itu.
Salah seorang kemudian menempeleng remaja itu beberapa kali, sementara seorang lainnya menjambak rambutnya. Pakaian dan celana pendek KA itu digunting-gunting. ABG ini menangis dan minta ampun, tetapi tidak dihiraukan.
Lebih heboh lagi, pakaian korban kemudian digunting sehingga korban tampak hanya mengenakan celana dalam. Kekerasan berlanjut sampai rambut korban pun menjadi korban gunting. "Masih untung rambut kamu yang dipotong, daripada nyawa kamu!" kata salah seorang pelaku.
Belum cukup puas, KA ditempeleng dan didorong hingga jatuh terjerembab di tanah. Untungnya, sebelum botol bir dipukulkan sudah ada ibu-ibu yang berteriak untuk menolongnya. KA menangis dan berteriak, "Bu, minta tolong, Bu tolong..."
Para pelaku pun bergegas menaiki motor dan kabur. Aksi kekerasan ini terekam melalui telepon seluler salah seorang pelaku. Saat motor melaju, salah seorang pelaku--yang kelihatannya perekam aksi kekerasan ini--sempat berujar kesal, "Minta tolong dia..."
KA dianiaya teman-temannya hanya karena persoalan jaket motor yang dituduhkan telah digunakan menjadi alas kaki. Dia pun mengakui, ada masalah perebutan cowok dengan salah seorang pelaku.
Aksi kekerasan ini ketahuan karena video kekerasan beredar lewat jejaring sosial dan situs YouTube dan menghebohkan warga Bali. Ternyata, menurut KA, video itu justru disebarkan oleh para pelaku dengan tujuan mempermalukan korban. Namun hal itu ternyata justru membuat kasus ini terungkap. KA sendiri sudah putus sekolah sejak kelas V SD.
Geng Nero, Neko-neko Keroyok
Selain CMP, pada 2008 silam, publik juga sempat digemparkan dengan aksi Geng Nero alias Neko-neko Keroyok, yang saat itu seluruh anggotanya masih duduk di bangku SMP. Serupa dengan kasus geng motor CMP, kebrutalan mereka terungkap dari laporan masyarakat setelah beredar rekaman aksi kekerasan Geng Nero di Gang Cinta, Desa Bajomulyo, Kecamatan Juwana, Pati, Jawa Tengah.
Dalam rekaman itu, korban Lusi, siswi kelas III SMP mendapat tamparan secara bergantian oleh anggota geng tersebut. Bahkan, korban diludahi pelaku.
Setelah kejadian itu, dia tidak pernah bertemu lagi dengan para penganiayanya tersebut. Dia pun hanya berani bercerita kepada ibunya. Namun, kisah penganiayaan itu pun akhirnya beredar setelah muncul rekaman video ponsel tersebut.
Korban lain adalah putri LK, warga Desa Growong Lor. Semula, dia tidak tahu bahwa anaknya telah menjadi korban Geng Nero. Salah seorang tetangganya yang justru menceritakan hal itu.
Berdasar informasi tersebut, dia lantas menginterogasi sang anak. Awalnya, anaknya itu tidak mau mengaku. Tapi, ditunjukkan video rekaman yang beredar di ponsel, akhirnya dia mau mengaku.
Berdasar rekaman tersebut dan pengakuan anaknya, LK melapor ke polisi. LK menceritakan, awalnya anaknya diundang dua teman sekolahnya ke suatu tempat. Tidak tahunya, dua temannya tersebut sudah dihajar Geng Nero.
Seorang anggota Geng Nero, Rt, mengaku melakukan penganiayaan karena ada masalah dengan korban Lusi. Lantas, dia menceritakan kepada ketiga rekannya sesama anggota Geng Nero. Atas cerita itulah, mereka lantas menghajar korban. Namun, Rt tidak menjelaskan apa masalahnya secara detail dengan korban.
Pelaku menjelaskan, rekaman video dibuat sekitar April 2008 di Gang Cinta. Dalam aksi itu, Rt mengaku tidak ikut memukuli korban. Yang menampar ialah Tk dan Yn. Keempat anggota geng tersebut tidak ingat berapa kali melakukan perbuatan serupa. Mereka juga tidak ingat lagi siapa saja yang menjadi korban.
Mereka juga menolak menyebutkan pimpinan geng. Hanya dijelaskan bahwa anggota Geng Nero enam orang. Namun kemudian hanya tinggal empat orang. Dua orang lainnya sudah lebih dulu pindah, ke Bali dan Yogyakarta. Meski telah berkurang dua orang, geng itu tetap beraksi.
Selain Geng Nero, menurut kepolisian setempat, ada dua geng lain di Pati, Jawa Tengah, yang rentan melakukan tindak kekerasan. Yaitu geng Glayer dan geng TC. Namun, polisi tidak menemukan bukti kekerasan apapun dari dua geng ini. Para geng tersebut dibentuk oleh para remaja putri karena rasa solidaritas. Mereka ingin melindungi diri dari aksi kekerasan cewek-cewek lainnya yang juga membentuk geng.
Setelah aksi Geng Nero, video aksi kekerasan sesama pelajar ala Geng Nero mulai bermunculan dari sejumlah daerah lain.
Anggota geng motor khusus kaum hawa itu 100 orang. Kegiatan mereka kebut-kebutan dan melakukan kejahatan. Dalam operasi Kamis 16 Mei 2013, polisi menangkap dua perempuan yang diduga kuat anggota geng motor ini. Mereka adalah UM (16) alias Umi dan YE (15), anggota geng Ladies Sexy Road atau Laser. Menurut UM, anggota geng motor Laser berada di bawah si Sinchan.
Kapolresta Pekanbaru, Komisaris Besar Adang Ginanjar, mengatakan keduanya ditangkap karena terlibat dalam sejumlah aksi perusakan. "Mereka terekam kamera CCTV melakukan beberapa aksi perusakan, termasuk salah satunya perusakan di warnet," ujar Kombes Adang kepada VIVAnews, Jumat 17 Mei 2013.
Bahkan, kata Adang, tersangka Umi sudah pernah ditangkap dan ditahan sebelumnya lantaran aksi yang sama. "Umi sudah dua kali terlibat merusak traffic light dan mobil. Sempat ditahan selama dua bulan, kira-kira delapan bulan lalu," katanya.
Adang mengatakan di dalam geng Sinchan dan Laser, juga terdapat anggota laki-laki. Meski tak banyak seperti geng motor bawahan Klewang lainnya, peran anggota laki-laki di sini adalah untuk membantu dalam aksi teror dan perusakan.
Selain itu, anggota geng motor Sinchan dan Laser mayoritas adalah kekasih dari para anggota geng motor XTC. "Anggotanya diambil dari pacar-pacar geng motor bentukan Klewang," jelas Adang. Hingga kini keterlibatan para anggota geng motor perempuan ini terus didalami pihak kepolisian. Ketua geng motor itu pun saat ini masih terus disidik polisi.
Perekrutan anggota geng ini cukup berliku dan susah. Untuk dapat masuk ke dalam kelompok yang konon katanya disegani dan ditakuti di Pekanbaru ini, harus melewati beberapa tahap. Para remaja putri yang ingin menjadi anggota geng motor Sinchan dan Laser harus bersedia digauli oleh Klewang. Ini sebagai syarat masuk lingkaran geng motor XTC.
Dalam keterangan kepada polisi, Umi membenarkan kelakuan si Panglima Klewang itu. "Kalau cewek masuk geng Laser itu harus berhubungan intim dulu sama dia (Klewang). Ada teman yang sampai pacaran dengan Klewang itu," katanya.
Aktivitas amoral para anggota geng motor itu juga terbongkar saat polisi menangkap YE dan menyita barang bukti telepon genggam tersangka. Lebih dari itu, ternyata dalam telepon genggam tersebut terdapat rekaman video seks bebas sesama geng motor.
Hasil keterangan YE kepada polisi, dia mengaku juga pernah berhubungan intim dengan geng motor di kelompoknya. Perbuatan amoral ini mereka lakukan di barak pekerja yang sudah ditinggalkan milik PT Wijaya Karya (Wika) di kawasan Stadion Utama Riau di kompleks Universitas Riau. Tempat itu juga menjadi markas geng motor XTC dan di sini juga Klewang ditangkap.
Geng Motor Cewek di Bali
Sebelum kasus kejahatan Geng Motor XTC melejit ke media, pada Februari 2012, publik sempat digegerkan dengan sebuah video pengeroyokan seorang remaja putri di Bali yang diunggah lewat jejaring sosial dan situs YouTube. Pelakunya adalah geng motor yang menyebut dirinya Cewek Macho Performance (CMP). Korbannya tak lain anggota geng itu sendiri berinisial KA, 16 tahun.
KA mengakui dia yang ada di video berdurasi 5 menit 37 detik itu. Kejadian itu terjadi pada Desember 2011. Menurut KA, dia bergabung dengan geng itu sejak awal tahun 2011, sebelum dianiaya.
Adapun pelaku perbuatan itu adalah tujuh remaja yakni OK, yang menjadi Ketua CMP, kemudian OKK, MR, RNI, RNA, GD, dan WL. Mereka berusia 16 hingga 17 tahun dan sebagian besar sudah tidak bersekolah.
Kronologinya berawal ketika KA dijemput dua di antara pelaku dengan menggunakan sepeda motor untuk bertemu di sebuah lahan kosong di Denpasar. Di situlah dia diinterogasi soal jaket. Penganiayaan sepertinya telah direncanakan dengan adanya gunting dan botol bir yang sudah disiapkan sebelumnya.
KA dikerubuti beberapa teman wanitanya. Dari pembicaraan dengan bahasa Indonesia campur Bali itu, terdengar seorang dari mereka menagih uang sebesar Rp200 ribu kepada korban dengan menggunakan bahasa Bali dan Indonesia. Setelah itu, sejumlah pukulan dilayangkan ke muka korban yang berbaju ungu dan hanya bisa menangis itu.
Salah seorang kemudian menempeleng remaja itu beberapa kali, sementara seorang lainnya menjambak rambutnya. Pakaian dan celana pendek KA itu digunting-gunting. ABG ini menangis dan minta ampun, tetapi tidak dihiraukan.
Lebih heboh lagi, pakaian korban kemudian digunting sehingga korban tampak hanya mengenakan celana dalam. Kekerasan berlanjut sampai rambut korban pun menjadi korban gunting. "Masih untung rambut kamu yang dipotong, daripada nyawa kamu!" kata salah seorang pelaku.
Belum cukup puas, KA ditempeleng dan didorong hingga jatuh terjerembab di tanah. Untungnya, sebelum botol bir dipukulkan sudah ada ibu-ibu yang berteriak untuk menolongnya. KA menangis dan berteriak, "Bu, minta tolong, Bu tolong..."
Para pelaku pun bergegas menaiki motor dan kabur. Aksi kekerasan ini terekam melalui telepon seluler salah seorang pelaku. Saat motor melaju, salah seorang pelaku--yang kelihatannya perekam aksi kekerasan ini--sempat berujar kesal, "Minta tolong dia..."
KA dianiaya teman-temannya hanya karena persoalan jaket motor yang dituduhkan telah digunakan menjadi alas kaki. Dia pun mengakui, ada masalah perebutan cowok dengan salah seorang pelaku.
Aksi kekerasan ini ketahuan karena video kekerasan beredar lewat jejaring sosial dan situs YouTube dan menghebohkan warga Bali. Ternyata, menurut KA, video itu justru disebarkan oleh para pelaku dengan tujuan mempermalukan korban. Namun hal itu ternyata justru membuat kasus ini terungkap. KA sendiri sudah putus sekolah sejak kelas V SD.
Geng Nero, Neko-neko Keroyok
Selain CMP, pada 2008 silam, publik juga sempat digemparkan dengan aksi Geng Nero alias Neko-neko Keroyok, yang saat itu seluruh anggotanya masih duduk di bangku SMP. Serupa dengan kasus geng motor CMP, kebrutalan mereka terungkap dari laporan masyarakat setelah beredar rekaman aksi kekerasan Geng Nero di Gang Cinta, Desa Bajomulyo, Kecamatan Juwana, Pati, Jawa Tengah.
Dalam rekaman itu, korban Lusi, siswi kelas III SMP mendapat tamparan secara bergantian oleh anggota geng tersebut. Bahkan, korban diludahi pelaku.
Setelah kejadian itu, dia tidak pernah bertemu lagi dengan para penganiayanya tersebut. Dia pun hanya berani bercerita kepada ibunya. Namun, kisah penganiayaan itu pun akhirnya beredar setelah muncul rekaman video ponsel tersebut.
Korban lain adalah putri LK, warga Desa Growong Lor. Semula, dia tidak tahu bahwa anaknya telah menjadi korban Geng Nero. Salah seorang tetangganya yang justru menceritakan hal itu.
Berdasar informasi tersebut, dia lantas menginterogasi sang anak. Awalnya, anaknya itu tidak mau mengaku. Tapi, ditunjukkan video rekaman yang beredar di ponsel, akhirnya dia mau mengaku.
Berdasar rekaman tersebut dan pengakuan anaknya, LK melapor ke polisi. LK menceritakan, awalnya anaknya diundang dua teman sekolahnya ke suatu tempat. Tidak tahunya, dua temannya tersebut sudah dihajar Geng Nero.
Seorang anggota Geng Nero, Rt, mengaku melakukan penganiayaan karena ada masalah dengan korban Lusi. Lantas, dia menceritakan kepada ketiga rekannya sesama anggota Geng Nero. Atas cerita itulah, mereka lantas menghajar korban. Namun, Rt tidak menjelaskan apa masalahnya secara detail dengan korban.
Pelaku menjelaskan, rekaman video dibuat sekitar April 2008 di Gang Cinta. Dalam aksi itu, Rt mengaku tidak ikut memukuli korban. Yang menampar ialah Tk dan Yn. Keempat anggota geng tersebut tidak ingat berapa kali melakukan perbuatan serupa. Mereka juga tidak ingat lagi siapa saja yang menjadi korban.
Mereka juga menolak menyebutkan pimpinan geng. Hanya dijelaskan bahwa anggota Geng Nero enam orang. Namun kemudian hanya tinggal empat orang. Dua orang lainnya sudah lebih dulu pindah, ke Bali dan Yogyakarta. Meski telah berkurang dua orang, geng itu tetap beraksi.
Selain Geng Nero, menurut kepolisian setempat, ada dua geng lain di Pati, Jawa Tengah, yang rentan melakukan tindak kekerasan. Yaitu geng Glayer dan geng TC. Namun, polisi tidak menemukan bukti kekerasan apapun dari dua geng ini. Para geng tersebut dibentuk oleh para remaja putri karena rasa solidaritas. Mereka ingin melindungi diri dari aksi kekerasan cewek-cewek lainnya yang juga membentuk geng.
Setelah aksi Geng Nero, video aksi kekerasan sesama pelajar ala Geng Nero mulai bermunculan dari sejumlah daerah lain.
Bantahan Klewang
Si Klewang membantah
keras semua tuduhan perbuatan bejat yang dituturkan sejumlah anggotanya
kepada polisi. Dia membantah melakukan hubungan intim dengan anggotanya.
Juga membantah perbuatan pidana lainnya. Dalam wawancara dengan ANTV,
Klewang mengaku tidak pernah menyuruh para anggota untuk merampok dan
menyetorkan sejumlah uang."Tidak ada, saya tidak merasa terima uang sepeser pun. Cuma beli rokok sama nasi," kata Klewang.
Klewang mengaku selama ini hidup dari penghasilan istrinya yang bekerja sebagai buruh cuci. Pria asal Brebes ini pun membantah kerap menyetubuhi anggota perempuan yang hendak masuk ke geng motor besutannya. sumber
0 komentar:
Posting Komentar