Rabu, 30 Januari 2013

Jangan Senang Dulu, Berat Badan Turun Drastis Malah Bahaya



Jakarta, Penurunan berat badan melalui diet umumnya dicapai secara bertahap, tidak mendadak kurus dalam waktu singkat. Berat badan yang turun terlalu drastis bukan kabar baik, justru tidak sehat dan malah bahaya. Lalu, idealnya seperti apa?

"Penurunan yang baik adalah sekitar 2-7 kg dalam sebulan, dan diusahakan berat yang turun adalah berat lemak tubuh," kata dr Cindyawati Pudjiadi, SpGK, MS, spesialis gizi klinis dari RS Medistra saat dihubungi detikHealth, seperti ditulis pada Rabu (30/1/2013).

Jika berat badan terlalu cepat turun, perlu diwaspadai karena biasanya yang berkurang bukan massa lemak melainkan air dan massa otot. Kondisi ini tentu merugikan karena massa otot justru dibutuhkan untuk meningkatkan metabolisme pembakaran lemak.

Menurut dr Cindyawati yang juga berpraktik di RS Gading Pluit, berat badan yang turun terlalu cepat biasanya juga tidak awet. Dalam waktu singkat, berat badan bisa naik lagi kemudian turun lagi atau dikenal dengan istilah yoyo karena polanya naik turun seperti permainan yoyo.

Pendapat senada juga disampaikan oleh seorang praktisi hidup sehat, dr Phaidon L Toruan. Menurutnya program diet untuk mendapatkan berat badan ideal umumnya baru menampakkan hasil dalam 1 bulan hingga 2 bulan. Tidak perlu buru-buru dan terpaku pada berat badan.

"Saya tidak pernah pakai berat badan ideal, saya pakai persentase lemak. Nama alatnya body fat monitor," kata dr Phaidon.

Seperti disampaikan dr Phaidon, keberhasilan program diet tidak selalu harus berpatokan pada berat badan. Sederhananya, berat badan yang tinggi tetapi memiliki komposisi lemak yang rendah kadang lebih sehat daripada tidak terlalu gemuk tetapi lemak semua.

Perlu diketahui, berat badan total yang terukur pada timbangan bisa dipilah menjadi 2 bagian yakni berat dari massa lemak dan berat murni selain lemak. Berat murni sendiri masih bisa dipilah-pilah lagi antara lain air, massa tulang dan massa otot.

Berat badan ideal tidak bisa dibilang sehat jika komposisinya lebih banyak lemaknya daripada massa otot dan tulang misalnya. Massa otot dibutuhkan untuk menopang rangka tubuh, sedangkan massa tulang sendiri akan menentukan kepadatan dan kekuatan rangka tubuh. (Sumber)

0 komentar:

Posting Komentar

Update Terbaru

Blogger Widget Get This Widget -

Semua Ada di Sekitar Kita