Empat wanita yang menjadi sipir di penjara di Baltimore, Amerika Serikat dihamili oleh pria yang sama: seorang tahanan! Dua dari keempat wanita itu bahkan memiliki tato nama tahanan itu di tubuh mereka.
Hal ini terungkap dalam penyelidikan otoritas setempat atas aksi penyelundupan narkoba ke penjara Baltimore City Jail tersebut. Keempat sipir tersebut termasuk di antara 25 orang yang menghadapi dakwaan-dakwaan federal.
Di antara 25 orang tersebut termasuk 13 wanita yang bekerja sebagai sipir. Demikian diberitakan CBS Baltimore seperti dilansir CBS News, Jumat (26/4).
Jaksa AS, Rod Rosenstein mengatakan, ke-25 terdakwa tersebut ikut serta dalam mengelola aktivitas-aktivitas Black Guerilla Family –geng penjara dan jalanan– dari balik jeruji besi di Baltimore City.
Sebanyak 13 wanita petugas penjara, tujuh tahanan dan lima orang lainnya didakwa atas pemerasan, pencucian uang dan kepemilikan dengan niat untuk mendistribusikan. Ke-13 sipir tersebut telah diskorsing dan bahkan terancam dipecat segera.
Disebutkan bahwa para sipir itu membantu anggota-anggota geng Black Guerilla Family (BGF) menyelundupkan telepon genggam, ganja, obat-obatan dan rokok ke penjara tersebut. Barang-barang itu kemudian dijual ke para tahanan lain hingga menghasilkan uang ribuan dolar AS.
“Situasi ini memungkinkan para anggota BGF terus mengelola bisnis kriminal mereka di dalam penjara dan di jalanan Baltimore,” cetus Steve Vogt, pejabat FBI.
Dalam berkas dakwaan disebutkan, pemimpin BGF, Tavon White yang seorang tahanan, mendapatkan uang US$16.000 atau setara Rp145 juta dalam satu bulan dari barang selundupan tersebut.
White juga pernah memberikan hadiah-hadiah untuk tiga dari empat sipir yang dihamilinya. Ketiga sipir bernama Jennifer Owens, Katera Stevenson dan Chania Brooks tersebut telah menerima sebuah cincin berlian dan mobil-mobil mewah. Aparat setempat saat ini masih terus melakukan penyelidikan mendalam atas kasus memalukan ini. SUMBER
0 komentar:
Posting Komentar