Surabaya - Memperingati HUT Surabaya ke-720, Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya menggelar Surabaya Food Festival bertema Kampoeng Soeroboio-an, Jumat, 31 Mei 2013. Lontong balap sepanjang 7,20 meter menjadi ikon dalam acara ini.
Food Manager Hotel Mercure Hendri mengatakan pihaknya ingin mengangkat kuliner khas Surabaya itu dalam peringatan hari jadi Kota Pahlawan ini. Pemilihan lontong balap pun dianggap tepat mengingat makanan ini dikenal khasnya Surabaya. "Lontong balap lebih familiar dan banyak yang cari," katanya.
Menurut Chef Hotel Mercure Lolok Priyo, dirinya menghabiskan 10 kilogram beras untuk membuat lontong sepanjang 7 meter 20 centimeter itu. Hal ini diakui Lolok tidaklah mudah. Menyatukan beras hingga panjang secara utuh menjadi kesulitan tersendiri. "Saat menggotong dari belakang ke depan mejanya putus. Akhirnya digotong bersama," ujarnya.
Selain beras, bahan lain yang dipakai untuk membuat lontong balap adalah 10 kilogram lento, 5 kilogram tauge, 5 loyang tahu dan 1 kilogram petis. Total dua hari waktu yang dihabiskan Lolok untuk merampungkan lontong balap tersebut.
Acara ini semakin istimewa dengan kehadiran Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang melakukan pemotongan lontong pertama kali. Orang nomor satu di Surabaya itu pun mengapresiasi upaya untuk menghidupkan lagi makanan khas Surabaya. "Pemkot sendiri juga selama ini menggalakkan menjamu tamu pakai makanan tradisonal," ujar Risma.
Acara ini direspona baik oleh masyarakat. Tidak hanya lontong balap, pengunjung juga rela mengantri di warung makanan tradisional lain yang disediakan di pelataran Hotel Mercure. Ada tahu tek, bebek goreng, tempe penyet, dan soto ayam.
Sejumlah permainan tradisional juga disuguhkan untuk menghibur siswa SDN V Gubeng yang diundang khusus ke acara kali ini.
0 komentar:
Posting Komentar