Kebakaran hebat di pertokoan elektronik Pasar 16 Ilir Kota Palembang, Selasa 4 Juni 2013, diduga polisi sengaja dilakukan oleh massa demonstran salah satu calon wali kota Palembang yang pagi harinya menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD Palembang.
Koordinator aksi massa simpatisan calon Walikota dan Wakil Walikota Palembang Sarimuda-Nelly Rasdiana, Abror Vandozer, tak menyangkal dugaan itu. “Ketika tiba di Bundaran Air Mancur dari kantor DPRD, 500 orang yang saya pimpin sudah terlihat tak kondusif. Saya meminta mereka untuk segera bubar,” kata Abror di ruang Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Mapolresta Palembang, Rabu 5 Juni 2013.
Dia mengatakan, massa ketika itu telah terpecah-belah dalam melakukan aksi. “Mereka sudah tidak satu komando lagi, sehingga harus saya bubarkan,” ujar dia.
Koordinator aksi massa simpatisan calon Walikota dan Wakil Walikota Palembang Sarimuda-Nelly Rasdiana, Abror Vandozer, tak menyangkal dugaan itu. “Ketika tiba di Bundaran Air Mancur dari kantor DPRD, 500 orang yang saya pimpin sudah terlihat tak kondusif. Saya meminta mereka untuk segera bubar,” kata Abror di ruang Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Mapolresta Palembang, Rabu 5 Juni 2013.
Dia mengatakan, massa ketika itu telah terpecah-belah dalam melakukan aksi. “Mereka sudah tidak satu komando lagi, sehingga harus saya bubarkan,” ujar dia.
Hingga dini hari tadi Abror masih terus menjalani pemeriksaan di Mapolresta Palembang.
Kapolres Kota Palembang Kombes Pol Sabarudin Ginting memaparkan awal mula peristiwa pembakaran pertokoan oleh massa. “Setelah melakukan aksi di kantor DPRD Palembang, massa bergerak menuju kantor gubernur. Tapi sesampainya di Jalan Ampera, massa malah memblokade jalan dan menyebabkan kemacetan panjang. Rambu-rambu lalu lintas juga dirusak massa,” kata dia.
Menurut Ginting, sebagian massa pendemo itu lantas menuju kompleks pertokoan yang berada tak jauh dari Jembatan Ampera. Di sana, mereka langsung membakar toko. Api pun cepat menjalar dan kebakaran tak terhindarkan. “Kami kecolongan,” ujar Kapolres.
Kapolres Kota Palembang Kombes Pol Sabarudin Ginting memaparkan awal mula peristiwa pembakaran pertokoan oleh massa. “Setelah melakukan aksi di kantor DPRD Palembang, massa bergerak menuju kantor gubernur. Tapi sesampainya di Jalan Ampera, massa malah memblokade jalan dan menyebabkan kemacetan panjang. Rambu-rambu lalu lintas juga dirusak massa,” kata dia.
Menurut Ginting, sebagian massa pendemo itu lantas menuju kompleks pertokoan yang berada tak jauh dari Jembatan Ampera. Di sana, mereka langsung membakar toko. Api pun cepat menjalar dan kebakaran tak terhindarkan. “Kami kecolongan,” ujar Kapolres.
Konsentrasi polisi saat itu ada pada aksi demonstrasi di kantor DPRD, sehingga tempat umum lain luput dari penjagaan.
Aniaya Pemilik Toko
Dalam aksi pembakaran oleh massa demonstran itu, toko Jaya Raya Elektronik milik Hermanto Wijaya juga ikut luluh-lantak dilalap api. Hermanto sebelumnya sempat masuk bursa bakal calon walikota Palembang, namun batal.
Berdasarkan informasi yang dihimpun VIVAnews, Hermanto sempat dianiaya oleh massa demonstran yang membakar toko miliknya. Kini tempat tinggal Hermanto di Jalan Dempo Dalam Palembang dijaga ketat aparat polisi dan TNI. sumber
Aniaya Pemilik Toko
Dalam aksi pembakaran oleh massa demonstran itu, toko Jaya Raya Elektronik milik Hermanto Wijaya juga ikut luluh-lantak dilalap api. Hermanto sebelumnya sempat masuk bursa bakal calon walikota Palembang, namun batal.
Berdasarkan informasi yang dihimpun VIVAnews, Hermanto sempat dianiaya oleh massa demonstran yang membakar toko miliknya. Kini tempat tinggal Hermanto di Jalan Dempo Dalam Palembang dijaga ketat aparat polisi dan TNI. sumber
0 komentar:
Posting Komentar