Minggu, 07 April 2013

Tak penting tariannya, yang penting berani lepas baju


Tak penting tariannya, yang penting berani lepas baju
Jam sudah menunjukkan pukul 00.30 WIB, tapi tak ada yang kelihatan mengantuk di lantai 8 hotel kawasan Jakarta Barat itu. Musik terdengar hingar bingar dengan lampu warna-warni yang berputar. Asap rokok dan minuman beralkohol memenuhi seluruh ruangan.

Di sebuah panggung kecil, dua orang wanita menari nyaris tanpa busana. Panggung dilengkapi dengan sound system, tapi tak ada tiang lazimnya pertunjukan striptease di film-film. Puluhan orang tak berkedip melihat aksi wanita cantik itu bergoyang diiringi musik berirama cepat.

Tapi sebenarnya selain menjual ketelanjangan, tarian para wanita itu tak ada unsur seninya. Jelas sekali mereka bukan penari profesional.

"Ada satu yang jago nari. Tapi malam ini dia tidak datang, libur mungkin. Sisanya yang cuma gini. Tapi kalau ada cewek tidak pakai baju, siapa sih yang merhatiin tariannya," kata Dwi, seorang pengunjung setia klub tersebut saat berbincang dengan merdeka.com.

Dwi mengaku ke sana hanya untuk minum bersama teman-temannya sambil menonton striptease. Dia tak berniat meneruskan ke sesi yang lebih pribadi.

"Saya cuma untuk melepas suntuk aja. Ya paling colek-colek dikit aja," ujarnya sambil tertawa.

Lena (23), salah seorang penari mengaku tak risih bekerja sebagai penari telanjang. Awalnya memang malu, tetapi kini sudah biasa. Menurut Lena, memang tak ada syarat bisa menari untuk mendaftar ke tempat itu.

"Yang penting berani lepas baju, itu aja. Nggak usah bisa nari kok," kata Lena.

Siapa pun bisa datang ke klab yang menyajikan tarian bugil ini. Cukup bayar uang masuk Rp 30.000 untuk tiket masuk. Sementara harga minuman bervariasi, mulai dari puluhan ribu hingga Rp 2-3 juta untuk sebotol minuman beralkohol merek terkenal.

Kalau mau ditemani wanita, siapkan kocek lebih untuk memberikan tips. Pengelola menyediakan banyak wanita berpakaian minim untuk tamu-tamu mengobrol. Bukan rahasia lagi kalau wanita-wanita ini juga bisa diajak berbuat lebih.

Tapi diakui Dwi dan kawan-kawan kalau striptease menjadi daya tarik klub ini. Kalau tak ada striptease, Dwi tak akan jadi pelanggan setia.

"Ya kalau minum ditemani cewek seksi di di mana-mana konsepnya gitu. Di sini menangnya striptease aja," kata pegawai swasta ini. Bisnis berbau seks di remang Jakarta memang tak ada matinya. SUMBER

0 komentar:

Posting Komentar

Update Terbaru

Blogger Widget Get This Widget -

Semua Ada di Sekitar Kita